News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penurunan BBM di Satu Wilayah Dinilai Rentan Timbulkan Penyelundupan

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas mengisi BBM non subsidi kepada pengendara di SPBU coco Putri Hijau, Medan, Sumatera Utara, Sabtu (5/1/2019). PT Pertamina (Persero) menurunkan harga BBM non subsidi, Pertalite turun Rp150 per liter, Pertamax Rp200 per liter, Pertamax Turbo Rp250 per liter, Dexlite Rp200 per liter, dan Dex Rp100 per liter sebagai bentuk penyesuaian harga rata-rata minyak mentah dunia yang turun dan penguatan Rupiah terhadap Dolar AS. TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program Langit Biru yang dilakukan PT Pertamina mulai mendapat kecaman dari beberapa pihak.

Salah satunya datang dari Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira yang menyebut, program ini berpotensi mendorong terjadinya penyelundupan ke daerah lain.

Seperti diketahui, Program Langit Biru adalah program diskon harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite. Saat ini, Pertamina hanya memberlakukan program tersebut di Denpasar Bali dan Tangerang Selatan.

Baca: Ada Diskon Pertalite Jadi Seharga Premium di 38 SPBU Pertamina

"Kalau hanya satu daerah yang turun maka rentan terjadi penyelundupan ke daerah lain. Nanti pedagang eceran dan masyarakat akan memanfaatkan borong pertalite di Tangerang kemudian dijual lagi dengan harga lebih tinggi ke daerah lain. Ini kan memicu moral hazard di konsumen," kata Bhima kepada Kontan.co.id, Senin (14/9).

Dia juga menambahkan, penurunan harga BBM hanya di satu wilayah tidaklah adil. Penurunan harga BBM juga seharusnya merata di seluruh daerah. Terlebih, harga BBM non subsidi belum pernah mengalami penurunan sejak harga minyak dunia turun.

"Iya (penurunan harga) harus merata. Toh harga minyak dunia memang sedang rendah," lanjut Bhima.

Lebih lanjut, dia bilang, adanya penurunan harga BBM ini bisa memunculkan dampak yang beragam bagi konsumsi masyarakat. Dia menilai, bila penurunan harga BBM terjadi di daerah dengan tingkat kasus positif rendah, maka hal ini akan mendorong masyarakat untuk lebih banyak bepergian.

Namun, bila penurunan harga terjadi di wilayah yang melaksanakan PSBB yang lebih ketat, maka ini tidak akan terlalu mendorong kegiatan masyarakat di luar rumah. Di Jakarta misalnya, adanya pembatasan kegiatan perkantoran juga menyebabkan penurunan pemakaian kendaraan.

Artikel Ini Sudah Tayang di KONTAN, dengan judul: Ekonom: Penurunan BBM di satu wilayah rentan timbulkan penyelundupan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini