TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo memastikan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (pilkada) akan tetap dilakukan sesuai jadwal.
Pemungutan suara pilkada di 270 daerah akan tetap dilaksanakan serentak pada 9 Desember 2020 mendatang.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai, berlanjutnya pilkada sesuai jadwal di tengah meningkatnya jumlah kasus Covid-19 bisa menjadi sentimen negatif untuk pegerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Menurut Wawan, saat ini fokus utama pelaku pasar lebih mengedepankan aspek kesehatan.
"Sehingga kegiatan yang berpotensi menularkan Covid-19 akan menjadi katalis negatif," kata dia kepada Kontan.co.id, Senin (21/9).
Baca: DPR dan Pemerintah Sepakat Pilkada Serentak Tetap Digelar 9 Desember 2020
Baca: Jusuf Kalla Usulkan Tunda Pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 hingga Vaksin Covid-19 Ditemukan
Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyebutkan, update Senin (21/9) ada tambahan 4.176 kasus baru yang terinfeksi corona di Indonesia, sehingga total menjadi 248.852 kasus positif.
Lebih lanjut Wawan bilang, apabila jumlah kasus Covid-19 kian menanjak dan tak dapat dikendalikan, hal ini akan berimbas lebih besar terhadap perekonomian.
Dengan bagitu, Wawan memprediksi IHSG bisa bergerak negatif dalam beberapa waktu ke depan hingga November mendatang.
Meski demikian, dia mengatakan, pelaku pasar juga menunggu berita perkembangan vaksin Covid-19 yang bisa menjadi sentimen positif.
Kemudian potensi bank sentral kembali memangkas suku bunga di kuartal terakhir tahun ini juga bisa menjadi katalis positif untuk pergerakan IHSG.
"Kita sambil lihat perkembangan ke depan terkait pilkada seperti apa, jika akhirnya ditunda bisa menjadi katalis positif juga," tambahnya.
Dalam jangka pendek, dia memprediksi level support IHSG akan berada di 4.900 dan resistance berada di level 5.080. Pada hari ini Senin (21/9) IHSG terkoreksi 1,18% ke level 4.999,36.
Artikel Ini Sudah Tayang di KONTAN, dengan judul: Pilkada serentak tetap digelar, bagaimana imbasnya untuk IHSG?