Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, CANBERRA - Menteri Perdagangan Australia Simon Bermingham meminta Pemerintah China mengklarifikasi isu larangan impor batu bara oleh negaranya yang bisa memicu perang dagang antara kedua negara.
Ekonomi Australia saat ini memang sedang melesu karena pandemi virus corona (Covid-19).
Sehingga jika China menghentikan impor pada industri batu bara, maka akan makin melemahkan ekonomi Australia.
Hal itu karena batu bara menjadi salah satu industri penopang ekonomi negara itu.
Baca juga: Pupuk Organik dari Batubara Punya Kandungan Unsur Hara Nyaris Sempurna
Menurut Bermingham, jika China memerintahkan perusahaan-perusahaan besarnya untuk berhenti mengimpor dari Australia, maka itu akan berdampak besar pada industri batu bara Australia.
"Saya telah berdiskusi dengan pelaku industri Australia, dan kami sedang melakukan pendekatan kepada pihak berwenang China terkait dengan spekulasi itu," kata Bermingham dalam sebuah pernyataan pada Selasa kemarin waktu setempat.
Baca juga: PBB Ungkap Ekspor Minyak dan Batubara Korea Utara ke China Langgar Sanksi
Ia mengaku bahwa pemerintah Australia sedang melakukan diskusi dengan otoritas China dan tidak ingin terlalu cepat berspekulasi.
"Saya tidak ingin terlalu terburu-buru dalam berspekulasi, tapi kami bekerja dengan industri ini dan mengambil tindakan serta berdiskusi pula dengan China," jelas Bermingham.
Dikutip dari laman Sputnik News, Rabu (14/10/2020), sebelumnya pada Jumat lalu, publikasi perdagangan S&P Global Platts melaporkan bahwa penyedia energi dan pabrik baja China telah memperoleh 'informasi lisan' dari Presiden Xi Jinping untuk menghentikan impor batu bara dari Australia.
Menanggapi hal ini, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China pun enggan memberikan tanggapan.
Sementara itu, Juru Bicara Kemlu China Zhao Lijian hanya mengatakan bahwa baik China maupun Australia harus mengupayakan banyak hal agar kepentingan kedua negara dapat terpenuhi.
"Hubungan China dan Australia sehat dan stabil, sejalan dengan kepentingan bersama kedua negara. Tapi kedua belah pihak harus berupaya melakukan lebih banyak hal yang kondusif demi kepercayaan timbal balik antara China dan Australia," kata Lijian.
Perlu diketahui, hubungan China dan Australia mulai memburuk setelah Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison menyerukan dilakukannya penyelidikan mengenai 'bagaimana awal mula munculnya pandemi virus corona di kota Wuhan pada tahun lalu'.
Menanggapi seruan Morrison, China pun mengambil sikap melalui ancaman bahwa mereka akan menghentikan impor daging sapi, anggur, dan pakan ternak atau jelai dari Australia.
Kemudian saat ini muncul pula isu mengenai penghentian ekspor batu bara dari negeri kangguru itu.
Terkait ekspor batu bara, dalam enam bulan pertama tahun 2020, Australia telah mengekspor komoditas satu ini senilai 7,3 miliar dolar Amerika Serikat (AS) ke China.
Selama ini, perekonomian Australia memang sangat bergantung pada ekspor sumber daya alam (SDA) seperti batu bara, bijih besi, emas, dan gas alam yang semakin cair.