TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meningkatnya produk domestik bruto (PDB) setiap tahun mendorong daya beli masyarakat.
Hal ini menjadi peluang bagi PT Widodo Makmur Unggas (WMU) untuk mengambil ceruk dalam industri peternakan terintegrasi.
"PDB Indonesia per kapita naik setiap tahun dan di 2020 ini sudah sekitar US$ 4.100 per kapita. Dengan peningkatan PDB itu maka konsumsi daging ayam terus naik setiap tahun. Daging ayam adalah jenis daging yang paling diminati oleh orang Indonesia," kata Wahyu Andi Susilo, Direktur Keuangan PT Widodo Makmur Unggas dalam keterangan tertulis, Kamis (15/10/2020).
Baca juga: Terdampak Covid-19, Industri Pengolahan Tertekan Hingga Minus 2,4 Persen
Untuk menjamin ketersediaan daging ayam, kata Andi, keberadaan WMU menjawab peluang atas kebutuhan dan permintaan daging ayam dengan memiliki fasilitas rumah potong ayam terbesar di Indonesia, yang tentunya akan sangat bermanfaat untuk keberlangsungan pangan nasional.
Melalui integrasi vertikal mendorong terbentuknya peluang pada setiap titik di dalam satu rangkaian proses bisnis.
WMU akan menjadi pemain yang patut diperhitungkan di Indonesia, karena perusahaan yang akan menggelar initial public offering (IPO) ini memiliki model bisnis yang berbeda dibandingkan dengan pemain lain yang sudah jauh lebih lama ada di industri unggas.
Sebagai perusahaan yang masih muda, penerapan manajemen perusahaan yang agile, memastikan WMU akan terus tumbuh dan berkembang, akan semakin banyak kepercayaan yang akan diterima dari para pelanggan dan mitra bisnis.
Apalagi di tengah pandemi Covid-19, strategi khusus WMU justru akan semakin menguatkan kerja sama yang dilakukan serta menguatkan diferensiasinya sehingga semakin mengokohkan posisi Widodo Makmur Unggas di Indonesia.
Soal penambahan mitra kerja sama dengan UMKM, menurut Andi, WMU terus menambah mitra UMKM karena WMU memiliki proyeksi yang menjanjikan.
Jumlah usaha di Indonesia ada 62 juta unit dan 99% merupakan UMKM, dan sisanya usaha berskala besar.
"Tentunya kita akan terus menambah mitra UMKM yang akan kami bina bersama. Apalagi WMU juga punya misi untuk berkontribusi terhadap negeri dengan menjadi jembatan kesejahteraan petani dan peternak di Indonesia, dan UMKM tentunya sebagai salah satu penopang perekonomian bangsa. Saat ini, yang sudah jadi mitra kami yang pasti di atas 10.000 UMKM," jelas Andi.
Baca juga: Merger Bank Syariah, BNI Syariah Ungkap Potensi Industri Halal Rp 30 Ribu Triliun
Andi bilang, WMU dikelola secara profesional oleh tim manajemen yang paham akan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance (GCG).
WMU menciptakan operasi terstandardisasi berdasarkan kekuatan riset dalam menentukan genetika ternak terbaik, teknologi pakan dan pertanian, menerapkan bio-security dengan ketat dan memperhatikan kesejahteraan hewan (animal’s welfare) di peternakan.
Model bisnis ini menghubungkan berbagai produksi makanan untuk menciptakan rantai nilai, direplikasi di seluruh kategori produk di pasar target, dengan konsumsi protein didorong oleh pertumbuhan populasi, kondisi ekonomi dan preferensi masyarakat.
Sebagai informasi, WMU adalah anak usaha PT Widodo Makmur Perkasa (WMP), perusahaan milik Tumiyana mantan Direktur Utama WIKA.
Sebagai perusahaan bergerak di bidang peternakan ayam terintegrasi vertikal, WMU memiliki unit-unit bisnis meliputi breeding farm, hatchery, commercial broiler farm, commercial layer farm, slaughterhouse, dan feedmill di beberapa lokasi fasilitas yang tersebar di Pulau Jawa.
Berita ini tayang di Kontan dengan judul: Bisnis terintegrasi jadi andalan Widodo Makmur Unggas