TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) mengoptimalkan segala sumber daya yang dimiliki dengan lebih kreatif dan inovatif, selain mampu mengadopsi berbagai hal yang berkaitan dengan teknologi dan gaya hidup terbaru.
Tujuannya, agar peritel tidak sekadar mempertahankan eksistensi, namun juga dapat mengembangkan usahanya.
"Kontribusi ritel terhadap produk domestik bruto cukup besar. Pada Kuartal I 2020, tercatat mencapai 10,68 persen. Penyerapan tenaga kerjanya juga besar, karena memiliki keterkaitan dengan UMKM," ujar Bamsoet dalam keterangan tertulis, Kamis (12/11/2020).
Menghadapi pandemi Covid-19 yang turut membuat industri ritel dan UMKM terpukul, Bamsoet menyebut pemerintah telah memberikan berbagai stimulus dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Baca juga: Pengusaha Dukung Indeks UMKM Bangkitkan Bisnis di Kala Pandemi
Berdasarkan data Kementerian Keuangan per 4 November 2020, PEN telah terealisasi sebesar Rp. 376,17 triliun atau 54,1 persen dari total pagu sebesar Rp. 695,2 triliun.
Dukungan UMKM dan perlindungan sosial menjadi klaster yang paling banyak terserap dengan masing-masing sebesar 82,4 persen dan 75,6 persen.
"Di sinilah pentingnya menggerakkan kepedulian masyarakat untuk mendukung penyerapan anggaran dari klaster insentif usaha, klaster dukungan UMKM, dan klaster pembiayaan korporasi," katanya.
Terima Pengurus Ikatan Notaris Indonesia, Ketua MPR RI Dorong Notaris Manfaatkan Teknologi Informasi
Wakil Ketua MPR Sebut Kemajuan Teknologi Permudah Paham Ekstremisme Sasar Kaum Muda - Tribunnews.com
"Realisasi anggaran dari tiga klaster tersebut merupakan stimulus untuk menjaga ketahanan, sekaligus mencegah kolapsnya perusahaan-perusahaan dan unit-unit UMKM yang terdampak pandemi Covid-19," papar Bamsoet.
Baca juga: Cek Online Penerima Bantuan UMKM di eform.bri.co.id/bpum, Ini Cara Dapat Banpres Produktif
Dengan semakin berkembangnya dunia usaha, kata Bamsoet, akan semakin banyak lapangan pekerjaan tersedia, dan pada akhirnya kesejahteraan masyarakat akan meningkat.
Apalagi akibat pandemi Covid-19, sudah banyak korban pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada periode Agustus 2020 tercatat jumlah pengangguran di Indonesia sebanyak 9,77 juta orang, atau mengalami kenaikan sebesar 2,67 juta. Bahkan, BAPPENAS memperkirakan jumlah pengangguran pada tahun 2020 akan mencapai angka 11 juta 11," jelas Bamsoet.
Bamsoet mengatakan UU Cipta Kerja sengaja memberikan banyak kemudahan bagi UMKM, mengingat selama ini kemampuan UMKM menembus pasar ekspor masih relatif kecil.
Baca juga: Banyak Pengangguran hingga Resesi saat Pandemi, Jokowi Sebut Pukulan Berat tapi Bersyukur Karena Ini
Ini perlu menjadi perhatian bersama, kata Bamsoet, mengingat pangsa pasar global sangatlah besar atau sekitar 7,4 miliar orang penduduk dunia, atau sekitar 28 kali lipat pasar domestik.
"Jika UMKM hanya terfokus pada pasar domestik, maka kita akan menyia-nyiakan berbagai peluang yang tersedia di pasar global," katanya.
"Untuk menembus pasar global, ritel dan UMKM harus mampu merambah dunia digital. Era Revolusi Industri 4.0 tidak boleh dinafikan, namun harus diolah menjadi peluang," pungkas Bamsoet.