TRIBUNNEWS.COM - Upaya PLN dalam rangka mencapai posisi kinerja keuangan dan operasional yang sehat, terus dilakukan antara lain dengan melakukan peningkatan pendapat dan upaya efisiensi diberbagai sektor. Hal ini dijelaskan Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan komisi XI di Gedung DPR, Jakarta.
Secara lengkap, Zulkifli menjelaskan selain upaya peningkatan pendapatan dan efisiensi, dukungan dari Penyertaan Modal Negara (PMN) juga menjadi salah satu faktor untuk meningkatkan kinerja keuangan dan juga untuk pembiayaan belanja modal dalam proyek-proyek sektor transmisi dan distribusi, khususnya pelaksanaan program listrik desa, termasuk pembangkit EBT & penunjang program listrik desa.
"Dukungan dari PMN tentu sangat penting bagi kami, terutamanya dalam meningkatkan kemampuan pendanaan PLN. Dana PMN akan digunakan untuk mendanai pembiayaan infrastruktur ketenagalistrikan, khususnya untuk peningkatan rasio elektrifikasi," ungkap Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini.
Sesuai Undang-Undang APBN No. 9 Tahun 2020 yang ditetapkan tanggal 27 Oktober 2020, mengalokasikan PMN yang diberikan kepada PLN untuk tahun 2021 sebesar Rp 5 Triliun. Adapun sekitar Rp 2 Triliun digunakan untuk pembangunan transmisi dan gardu induk dan Rp 3 Triliun digunakan untuk jaringan distribusi termasuk pembangkit EBT listrik desa penunjang program listrik desa.
Dalam RDP tersebut, PLN juga memaparkan Terkait Kajian Kelayakan Proyek dan Dampak Ekonomi dan Sosial, PMN Tahun Anggaran 2021 ini akan memberikan dampak tidak hanya bagi PLN, tetapi juga bagi masyarakat, manfaat PMN ini antara lain:
a. Meningkatkan pemerataan akses ketersedian listrik bagi rakyat (program peningkatan rasio elektrifikasi).
b. Selain itu juga akan menciptakan multiplier effect melalui peningkatkan penyerapan tenaga kerja, peningkatan pembayaran pajak, peningkatan ekonomi sektor riil, sehingga dapat menjadi daya dorong pertumbuhan perekonomian daerah/nasional.
c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia sehubungan peningkatan aktivitas produksi, perdagangan, maupun kegiatan masyarakat lainnya.
Hasil kajian PLN dengan Perguruan Tinggi menunjukkan bahwa pembangunan beberapa proyek PLN yang dibantu oleh PMN memiliki pengaruh yang positif (“+” development impact). Setiap Rp1 Triliun PMN memberikan dampak multiplier terhadap Output Nasional sebesar 2,69 (dua koma enam puluh sembilan). Diantaranya, terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) adalah 1,41 (satu koma empat puluh satu) dan Penyerapan Tenaga Kerja sekitar 14.048 (empat belas ribu empat puluh delapan) tenaga kerja.
Selain dukungan PMN, di tengah pademi Covid-19, PLN juga terus berupaya meningkatkan pendapatan dengan cara meningkatkan penjualan tenaga listrik melalui program promo pemasaran, menjaga kecukupan pasokan listrik, dan memberikan tarif kompetitif untuk pelanggan industri sehingga mendorong konsumsi listrik sekaligus mendorong roda perekonomian.
Selain itu, PLN juga melakukan efisiensi dengan mengoptimalkan bauran energi melalui produksi listrik dari pembangkit Non BBM, menurunkan biaya energi primer dengan mengoperasikan pembangkit Energi Baru Terbarukan seperti Biofuel dan solar cell di daerah terpencil dan isolated, mengupayakan pemberlakuan DMO batubara dan gas dalam rangka menjamin kepastian biaya dan pasokan energi primer, serta melaksanakan program efisiensi pemeliharaan dan optimalisasi persediaan.
Upaya-upaya tersebut dilakukan dalam rangka mencapai posisi kinerja keuangan dan operasional yang sehat. (*)