Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, program Bantuan Langsung Tunai (BLT) atau cash transfer itu berupa uang yang diberikan ke masyarakat.
Namun, masyarakat yang mendapatkan uang tersebut juga meminta selalu ada ketersediaan barang untuk dibelanjakan saat pandemi Covid-19.
Di sisi lain, kapasitas produksi barang jadi sulit ditingkatkan oleh pelaku usaha karena perbankan sangat hati-hati dalam menyalurkan kredit.
"Permintaannya ada, tapi bank itu masih takut untuk pinjamkan karena kalau dia meminjamkan nanti macet bagaimana? Itu saya katakan yang namanya penjaminan kredit itu menjadi penting (di 2021)," ujarnya dalam webinar, Rabu (2/12/2020).
Baca juga: Chatib Basri: Ekonomi Tahun Depan Belum Akan Pulih Total
Jadi, nantinya 80 persen kredit jika macet ditanggung pemerintah dan sisanya 20 persen oleh bank sendiri.
"Saya kebetulan punya pengalaman 2008 itu jadi Deputi untuk G-20. Waktu itu tidak ada Eximbank yang mau pinjamkan kepada eksportir ketika global financial crisis," katanya.
Baca juga: Indonesia Resesi, Chatib Basri Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Akan Positif di Kuartal I 2021
Dia menambahkan, yang terjadi ketika itu adalah yang namanya institusi multilateral masuk ke Indonesia untuk memberikan garansi kredit.
"Akibatnya Eximbank jadi berani pinjamkan. Saya kira pola ini yang harus dilakukan, sudah dilakukan oleh pemerintah, tetapi memang di dalam proses implementasinya masih sulit, juga subsidi bunga," pungkas Chatib.