Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan saat ini pihaknya telah melakukan simulasi terkait mekanisme penyuntikan vaksin virus corona (Covid-19).
Namun, yang menjadi permasalahan adalah terbatasnya ruang pada tempat simulasi penyuntikan yang berlokasi di Puskesmas itu.
Menurut pria yang akrab disapa Kang Emil ini, Puskesmas tidak cukup untuk menampung warga yang akan mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Baca juga: Soal PCR Test, Menristek: Produk Ini Sangat Sederhana, Tinggal Dikembangkan di Dalam Negeri
Baca juga: Menristek: Pandemi Covid Membuat Kita Sadar 94 Persen Alat Kesehatan Produk Impor
"Sudah ada simulasi di Depok, di Puskesmas dan itu tidak akan cukup, bangunannya terlalu kecil," ujar Kang Emil, dalam agenda 'Bakti Inovasi Indonesia untuk Penanggulangan Covid-19 Di Jawa Barat' yang digelar di Gedung Sate Bandung, Jawa Barat, Selasa (8/12/2020).
Ia kemudian menjelaskan, tiap orang yang mendapatkan vaksin, membutuhkan waktu sekitar 45 menit.
"Satu orang menghabiskan waktu 45 menit, karena ada prosedur setelah disuntik menunggu 30 menit untuk tahu dia bereaksi tidak," jelas Kang Emil.
Sehingga, jika lokasi vaksinasi hanya menggunakan Puskesmas saja, tentu akan membutuhkan waktu yang sangat lama.
Karena target yang akan disuntik vaksin di wilayahnya mencapai jutaan orang.
"Kalau Puskesmas yang kecil itu butuh waktu satu tahun untuk menyuntik target (di Jawa Barat) yang jutaan, dan (warga) yang datangnya dua kali (untuk mendapatkan vaksin). Kami sudah simulasi, yang suntik satu kali belum beres, yang minta dua kali sudah antre lagi," papar Kang Emil.
Kang Emil pun berharap agar gedung serba guna maupun gedung olahraga (GOR) yang memiliki area luas bisa digunakan sebagai lokasi pemberian vaksin.
"Itu yang harus dievaluasi Jabar, kami meminta gedung serba guna diizinkan atau gedung olah raga," kata Kang Emil.
Sehingga proses vaksinasi terhadap jutaan warga Jabar ini bisa berlangsung lancar tanpa memicu kepadatan maupun keramaian.
"Jadi kami mohon manajemen penyuntikan vaksin (agar) jangan jadi blunder karena keterbatasan tadi," pungkas Kang Emil.