Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penggabungan usaha PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah (BNIS) kian dimatangkan mengikuti persetujuan regulator.
Hasil merger anak usaha Bank BUMN Syariah ini akan bernama PT Bank Syariah Indonesia Tbk.
Nama ini akan digunakan secara efektif oleh PT Bank BRIsyariah Tbk selaku bank yang menerima penggabungan.
Baca juga: Merger Tiga Bank Anak Usaha BUMN Jadi Langkah Besar Perkuat Ekonomi Syariah Indonesia
Baca juga: Wapres: Merger Antar Bank Syariah BUMN Akan Hasilkan Bank Baru Beraset Rp 200 Triliun
Perubahan nama tersebut juga diikuti dengan pergantian logo.
Kantor pusat bank hasil penggabungan akan berada di Jalan Abdul Muis nomor 2-4, Jakarta Pusat, yang sebelumnya merupakan kantor pusat BRIS.
Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN Hery Gunardi mengatakan, seluruh proses dan tahapan-tahapan merger akan terus dikawal hingga penggabungan ketiga bank syariah BUMN selesai dilakukan.
Dia memastikan segala rencana perubahan dan penyesuaian operasional telah sesuai dengan tujuan dan kegiatan operasional bank hasil merger, yang memiliki visi menjadi Top 10 bank syariah terbesar di dunia dalam 5 tahun ke depan dan sebagai Top 10 bank terbesar di Indonesia.
“Kehadiran Bank Syariah Indonesia akan menjadi tonggak kebangkitan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, entitas baru ini tentu memerlukan identitas yang kuat dan Direksi yang berpengalaman untuk menjalankan operasionalnya,” kata Hery dalam keterangan pers, Jumat (11/12/2020).
“Dengan Direksi yang akan diisi oleh orang-orang berpengalaman di bidangnya, visi Bank Syariah Indonesia untuk menjadi salah satu bank syariah terbesar di dunia akan semakin mantap dan yakin bisa kita wujudkan,” ujar Hery yang kini menjadi Dirut Bank Syariah Mandiri.
Bank hasil penggabungan nanti akan memiliki aset mencapai Rp 214,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp 20,4 triliun.
Jumlah aset dan modal inti tersebut menempatkan Bank Hasil Penggabungan dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset, dan Top 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar dalam 5 tahun ke depan.