Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konten kreatif digital asal Bandung, Studio Kolam Susu asal kota kembang Bandung tengah mendorong daya saing Intellectual Property (IP) ke pasar global.
Tiga pendiri Kolam Susu yakni Tri Adi Pasha, Taufan Daru Gautama, dan Aghniadi, memulai sepak terjang studio secara independen di tahun 2014 setelah wisuda sarjana dari SBM ITB.
"Kami terus berupaya mendorong produktivitas penerbitan judul cerita baru IP dalam berbagai wahana dan lintas media, menjadi biro (agency) konten kreatif digital yang aktif menyediakan jasa berdasarkan khazanah cerita dan karakter yang dimiliki oleh studio," kata Tri dalam keterangannya, Senin (18/1/2021).
Baca juga: IPC Akuisisi 49 Persen Saham PT Multimedia Nusantara di ILCS
Semenjak didirikan, studio ini aktif memproduksi berbagai judul cerita yang diterbitkan dalam berbagai format dan medium.
Mulai dari konser musik teatrikal, pertunjukan teater multimedia, serial komik digital, komik strip, hingga printed & crafted official merchandise.
Menginjak tahun 2016, para pendiri mengambil langkah untuk menjadikan studio independen sebagai perusahaan yang ajeg untuk menjadi pemain di industri konten kreatif.
Di akhir tahun 2016, studio ini merilis judul cerita yang sekarang ini menjadi produk unggulan yang bernama Cergaroma.
Pada awalnya, Cergaroma diterbitkan dalam format komik-strip dan melalui akun Instagram yang dikelola secara mandiri.
Baca juga: KPK Periksa Direktur Indika Multimedia Sebagai Saksi Kasus Suap Izin Tambang Eks Bupati Konawe Utara
Cergaroma mengangkat tema romansa dalam kacamata dewasa muda. Setelah aktif di Instagram selama 4 bulan, Cergaroma mendapatkan kesempatan untuk debut dalam format komik serial digital di LINE Webtoon, hingga saat ini memiliki lebih dari 1 juta pembaca aktif.
"Melihat secara retrospek perjalanan kami selama ini, para founders melihat kesempatan untuk bisa mendorong produktivitas studio dalam menerbitkan karya cerita baru yang orisinil ataupun mengelola karya cerita Indonesia yang sudah mapan di masa lalu, dan juga memasarkannya dengan cara yang sesuai dengan budaya populer di masa sekarang. Untuk sekarang ini, kami akan fokus untuk mengemasnya dalam format komik, ilustrasi, dan animasi," tutur Tri.
Taufan, pendiri lainnya menambahkan bahwa bisnis konten kreatif, terutama dalam medium komik, ilustrasi, dan animasi berbasis Intellectual Property ini masih tahap awal dan masih banyak ketimpangan, baik itu dari segi pembiayaan maupun penghargaan.
"Kami sebagai studio aktif untuk melakukan kolaborasi dari berbagai sektor, sehingga bisa terjadi interkoneksi antar industri untuk membuka peluang pengembangan ke depan terutama melihat potensi distribusi konten digital," ucap Taufan.
Selama pandemi COVID-19 di tahun 2020 kemarin, para founders mulai memfokuskan aktivitas pada hal-hal yang memang memberikan dampak operasional secara positif, merintis jalan menuju dengan cita-cita pendirian studio, sembari terus mengembangkan pasar.
Di penghujung tahun 2020, para pendiri mengundang masuk seorang angel investor yang memang aktif dalam membentuk ekosistem digital di Indonesia, Alexander Rusli, untuk menjadi investor di Studio Kolam Susu.
Salah satu program kerja di tahun 2021 ini, Studio Kolam Susu mengembangkan pendekatan komunikasi Virtual Influencer lewat aset karakter dari cerita Cergaroma.
Radi, Maya, Laras, dan Bintang sebagai karakter utama cerita akan memulai debutnya sebagai di virtual influencer di berbagai lini akun media sosial.