TRIBUNNEWS.COM - Grab melalui anak usahanya Grab Financial Group (GFG) kembali menuai prestasi. Pada kesempatan kali ini, GFG berhasil mengumpulkan US$ 300 juta atau setara Rp 4,2 triliun dengan asumsi Rp 14.000/US$ dari pendanaan Seri A.
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Tribunnews, Minggu (16/1/2021), pihak Grab menjelaskan pendanaan Seri A dipimpin oleh perusahaan ternama asal Korea Selatan yaitu, Hanwha Asset Management Co.Ltd. Adapun investor lain yang turut berpartisipasi pada seri tersebut, yakni K3 Ventures, GGV Capital, Arbor Ventures, dan Flourish Ventures.
Menurut Senior Managing Director Grab Financial Group, Reuben Lai mengatakan, tingginya jumlah investasi tidak terlepas dari peran masyarakat yang saat ini membutuhkan layanan keuangan digital. Ia menambahkan, total pendanaan tersebut mengalami peningkatan lebih dari 40% kalau dibandingkan dengan 2019 lalu.
“Ini adalah titik perubahan bagi kami karena semakin banyak konsumen yang mengadopsi layanan keuangan digital,” jelas Reuben Lain.
Pencapaian tersebut juga terjadi karena adanya pertumbuhan yang pesat melalui layanan baru bersama AutoInvest, produk manajemen kekayaan ritel pertama mengalami kenaikan pengguna bulanan hampir dua kali lipat pada Desember 2020 lalu.
Ada pun produk asuransi yang ditawarkan oleh GFG juga mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Pihaknya mencatat, pengguna aktif bulanan untuk lini produk asuransi mengalami peningkatan hingga empat kali lipat menjadi 4,5 juta dalam tiga bulan dan telah mendistribusikan lebih dari 70 juta polis asuransi sejak diluncurkan April 2020 lalu.
Selain terjun dalam dunia asuransi, GFG juga melebarkan bisnisnya dengan menawarkan pembayaran dan layanan keuangan seperti leading dan retail wealth management. Dua layanan tersebut dapat membantu lebih banyak individu atau pelaku usaha kecil untuk mengakses dan memanfaatkan layanan keuangan digital.
Reuben Lai menjelaskan, konsorsium Grab dan Singtel baru-baru ini telah dipilih oleh Otoritas Moneter Singapura (the Monetary Authority of Singapore/MAS) untuk mendirikan sebuah bank digital, hal ini menjadi bukti yang kuat atas kemampuannya untuk melayani segmen yang kurang terlayani dan belum memiliki rekening bank (unbanked people).
“Oleh karena itu, kami dengan senang hati memanfaatkan keahlian investor terbaik yang memahami layanan keuangan dan fintech dengan baik, sehingga kami dapat terus memberdayakan masa depan industri finansial untuk masyarakat dan bisnis di seluruh Asia Tenggara,” ujar Reuben Lai.
Sementara itu, CEO Of Hanwha Asset Management, Yong Hyun Kim, mengungkapkan, pihaknya merasa senang karena telah memberikan suntikan dana kepada GFG. Menurutnya, GFG merupakan perusahaan yang dapat memenuhi tanggung jawab sosial sebagai pendorong layanan keuangan digital.
“Pada saat yang sama, kami sangat senang berinvestasi di perusahaan yang dapat memenuhi tanggung jawab sosial sebagai pendorong layanan keuangan bagi populasi underbanked dan unbanked di Asia Tenggara,” ungkap Yong Hyun Kim.
Yong Hyun Kim berharap melalui investasi ini dapat memicu pertumbuhan serta memberikan dukungan model bisnis inovatif.
“Kami berharap GFG dapat melanjutkan pertumbuhannya pesat dengan dukungan model bisnis inovatif yang mendukung perubahan gaya hidup konsumen yang lebih luas, serta hubungan yang sangat sinergis dengan Grab, unicorn terbesar di Asia Tenggara,” tutup Yong Hyun Kim.