Laporan Wartawan Tribunnews, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Sompo Insurance Indonesia atau Asuransi Sompo meraih kinerja keuangan yang stabil memasuki tahun 2021didorong oleh kepercayaan dari nasabahnya pada layanan dan perlindungan terhadap berbagai risiko di properti, kendaraan bermotor, pengiriman kargo, teknik, kesehatan, kecelakaan pribadi, perjalanan, kredit perdagangan, kewajiban bisnis, dan lain-lain.
Rasio solvabilitas atau Risk-Based Capital (RBC) Asuransi Sompo per Desember 2020 ini mencapai 208 persen (tidak diaudit), jauh di atas angka 120 persen yang diwajibkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dengan demikian, Asuransi Sompo bisa memenuhi kewajiban asuransinya hampir dua kali lipat dari batas minimum yang ditentukan.
Eric Nemitz, CEO PT Sompo Insurance Indonesia mengatakan, saat ini peran asuransi dalam melindungi masa depan menjadi lebih penting di tengah ketidakpastian akibat pandemi ini.
"Bagi kami, memiliki fondasi bisnis yang kokoh dan tangguh merupakan hal yang fundamental,” katanya dalam keterangan pers, Senin (25/1/2021).
Tahun ini, Asuransi Sompo memperkuat pijakannya di segmen korporasi dan ritel dengan meluncurkan berbagai inovasi yang bertujuan menjadikan Asuransi Sompo sebagai perusahaan asuransi umum tercepat dan termudah di Indonesia.
Dengan stabilitas keuangan yang kokoh dan rekam jejak yang mapan, Asuransi Sompo terus berkomitmen untuk memberikan solusi inovatif dan layanan komprehensif kepada semua nasabah dan mitra bisnisnya.
Asuransi Sompo menargetkan untuk bisa tumbuh secara berkesinambungan di tahun 2021 dengan terus berinovasi demi kesejahteraan nasabahnya.
Dalam laporannya, Deloitte optimis bahwa pasar asuransi umum global akan rebound pada 2021 dengan pertumbuhan sekitar +3% dalam setahun penuh dibandingkan tahun 2020.
Beberapa tantangan dan risiko yang harus dipertimbangkan dan diantisipasi di tahun ini, antara lain adalah meningkatnya kegiatan pemasaran secara daring (online) dan munculnya permasalahan penyelesaian klaim terkait Covid-19.
Baca juga: Bank Mandiri Perkuat Kolaborasi dengan Asuransi dan Dana Pensiun
Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Hastanto Sri Margi Widodo, menilai bahwa marwah industri asuransi adalah mengelola risiko atau liabilitas dengan aset yang ada, sehingga manajemen aset dan liabilitas itu menjadi kunci.
“Covid-19 telah menjadi akseleran adopsi teknologi di industri asuransi untuk meningkatkan kenyamanan dan kualitas," ujarnya.
Baca juga: 2 Korban Sriwijaya Air Pakai Identitas Palsu, Pengamat: Tak Berhak Dapat Asuransi
Nasabah menginginkan layanan yang personal dan on-demand di ponsel mereka.
"Karenanya, dalam jangka pendek hingga menengah, kita akan melihat konsolidasi di industri Insurtech baik melalui merger dan akuisisi, kerjasama teknologi jangka panjang, dan bahkan mungkin muncul saluran distribusi digital baru yang mendisrupsi," ungkap Hastanto.
"Hal ini semua akan menguntungkan nasabah dan pelaku bisnis perantara yang menginginkan kecepatan dan kenyamanan,” imbuh Mr. Nemitz.