Laporan Wartawan Tribunnews, Hasiolan Eko Purwanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perempuan Pemimpin Indonesia (PPI) resmi menyelenggarakan Rakernas Perempuan Pemimpin Indonesia (PPI) I-2021 secara virtual dan offline mengangkat tema “Kepemimpinan Perempuan Tangguh sebagai Pilar Bangsa Menuju Indonesia Emas Mercusuar Dunia”, Sabtu 30 Januari 2021 di Bali.
Rakernas diikuti seluruh anggota PPI sebanyak 60 orang dari 12 provinsi.
Rakernas pertama PPI mendorong sinergi anggotanya agar memberikan kerja nyata sesuai dengan komitmennya hadir sebagai Perempuan Pemimpin Global dari Alumni Anugerah Perempuan Indonesia (API) yang saling sinergi memajukan perempuan Indonesia dalam berbagai bidang.
Ketua Umum PPI RAy. Hj. Irlisa Rachmadiana, MM, dalam sambutannya menyatakan Perempuan Pemimpin Indonesia (PPI) bertekad untuk terus memberikan kontribusinya yang terbaik bagi bangsa dan negeri ini, hal ini sesuai dengan kehadirannya yang turut didukung penuh oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).
Tidak bisa diragukan lagi banyak prestasi yang sudah dicetak oleh kaum Perempuan Indonesia dalam berbagai bidang ; seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan, ilmu pengetahuan maupun teknologi serta lingkungan hidup dan pemberdayaan perempuan.
Di kancah dunia pun, semakin banyak perempuan Indonesia yang yang menduduki posisi-posisi penting dan menjadi duta bangsa yang membanggakan.
Dia mengatakan, sejalan dengan semakin terbukanya kesempatan bagi para perempuan untuk menjadi pemimpin di berbagai bidang di seluruh dunia, maka peranan aktif perempuan Indonesia semakin perlu digalakkan.
Dia menambahkan, di Rakernas I-2021 kali ini seluruh anggota PPI akan bersinergi memberikan kerja nyata dan saling mendukung khususnya kepada kegiatan yang berhubungan perempuan menyukseskan isu prioritas Kemen PPPA, menjadi panutan bagi perempuan dan anak-anak agar mereka dapat menjadi pemimpin yang baik pula.
Hadir secara virtual sebagai keynote speaker di rakernas ini, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga.
Dia mengatakan, minimnya keterwakilan perempuan secara tidak langsung berdampak pada rendahnya indeks kesetaraan gender.
Bank Dunia pada tahun 2012 menyatakan, perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan yang sama untuk aktif secara politik dan membuat berbagai keputusan dan kebijakan.
"Kurangnya perempuan sebagai pemimpin membuat organisasi maupun institusi kurang memiliki sudut pandang perempuan, sehingga secara tidak langsung berpengaruh pada penyusunan kebijakan yang berpihak pada perempuan dan berdampak pada rendahnya indeks kesetaraan gender," kata Menteri Bintang.
Menteri Bintang mengatakan kepemimpinan perempuan nyatanya sangat esensial bagi kesejahteraan bangsa.