News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bulog Kok Nggak Masuk Holding BUMN Pangan, Begini Alasan Dirutnya

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pekerja memeriksa karung beras di Gudang Perum Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten, Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (26/11/2020). WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menjelaskan alasan Bulog tidak masuk ke dalam holding BUMN Pangan lantaran tengah disiapkan menjadi badan pangan nasional.

“Ada rencana program Bulog akan berubah, saya tidak tahu berubahnya kapan tapi salah satunya menjadi badan pangan, sehingga dipisahkan oleh pak menteri,” kata Budi Waseso dalam konferensi pers Penyampaian Strategi Perum Bulog Tahun 2021, Rabu (3/2).

Dia tidak mempermasalahkan apakah Bulog nantinya masuk atau tidak dalam klaster pangan.

“Kita lihat perkembangan nanti. Yang penting Bulog bisa berbuat dengan tugas pokoknya sesuai undang-undang serta keinginan masyarakat. Itu yang paling penting,” jelasnya.

Dia juga menegaskan, Bulog berkomitmen menjalankan tiga pilar dalam menjaga ketahanan pangan nasional antara lain ketersediaan (availability), keterjangkauan (accessibility), dan stabilitas (stability).

“Biarkan itu ada di kebijakan pemerintah. Paling penting realisasi Bulog ada peran kepada masyarakat tiga pilar tadi," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menekankan konsep inti plasma yang sukses di masa lalu perlu diperbaharui untuk mencapai ketahanan pangan.

Menurutnya, konsep inti plasma ini juga bisa membantu penyerapan tenaga kerja, serta membantu petani untuk meningkatkan kesejahteraannya. 

“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri menciptakan lapangan kerja. Harus dibantu, salah satu caranya di sektor pangan melalui skema Inti dan Plasma,” ujar Erick.

Baca juga: Pemerintah Perlu Perbaiki Penanganan Data Kebutuhan dan Produksi Pangan

Pihaknya telah menyiapkan rencana kerja untuk mencapai ketahanan pangan agar harga yang dipasarkan terjangkau.

“Bukan hanya terjangkau (affordability) harganya, tetapi produksi pangan harus berkelanjutan,” tutur Erick.

Baca juga: Simpan Stok Beras 1,05 Juta Ton, Bulog: Kebutuhan Aman hingga Awal 2021

Erick mengatakan, BUMN juga akan berperan dalam mencapai ketahanan pangan melalui pembentukan klaster BUMN pangan. 

Klaster BUMN ini bertujuan untuk mengembangkan industri pangan nasional, baik untuk pemenuhan pasar domestik, substitusi impor, peningkatan ekspor serta meningkatkan kesejahteraan petani, nelayan, dan peternak.

Klaster BUMN Pangan ini akan mensinergikan dan mengoptimalisasikan value chain dari hulu ke hilir. 

Klaster pangan ini akan mengelola sejumlah komoditas seperti beras, jagung, gula, ayam, sapi, kambing, ikan, cabai bawah merah, dan garam. 

“PT RNI akan menjadi holding-nya,” ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini