Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan menyatakan, investasi yang lebih dari 5 miliar dolar Amerika Serikat (AS) di Indonesia itu sangat terkait dengan ekspor nonmigas.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, contoh produk yang diminati adalah stainless steel yakni besi dan besi baja.
"Sekarang ini kita adalah penghasil stainless steel nomor 2 di dunia karena investasi di satu tempat yakni Sulawesi Tenggara dari Morowali. Ini menyebabkan industri tumbuh," ujarnya dalam wawancara virtual dengan Tribun Network, Selasa (16/2/2021).
Kemudian, ini akan diikuti dengan tempat-tempat industri dengan investasi yang sarat modal yaitu Weda Bay di Maluku Utara.
Baca juga: Investasi Saham Dinilai Berisiko Tinggi, Jangan Coba Kalau Tidak Kuat
Baca juga: Indonesia Akan Kebanjiran Investor Global Jika Tesla Resmi Investasi di RI
Baca juga: Investasi yang Menguntungkan, Kaum Milenial Didorong Miliki Hunian
"Kita mendapatkan investasi besar sekali. Di Bintan untuk alumina dan alumunium smelter ini ada sekira 5 atau 6 pusat industri lebih dari 5 miliar dolar AS," kata Lutfi.
Karena itu, dia yakin investasi ini menyebabkan Indonesia akan berevolusi jadi negara penjual barang industri dan industri berteknologi tinggi.
Namun, masalahnya dinilai akan banyak karena Indonesia sekarang ini lagi dikerjai dimana-mana karena memiliki produk industri semakin kompetitif.
"Di Filipina dikasih anti dumping, di Vietnam dikerjai juga dan di Eropa, kita pergi ke lembaga sengketa World Trade Organization (WTO) karena Indonesia sekarang barangnya menjadi sangat kompetitif. Pabriknya baru, ongkosnya murah, dimanapun jadi ancaman bagi negara-negara lain karena negara kita jadi satu di antara produsen yang efisien," pungkas