Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat pasar modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan, Bitcoin sebagai cryptocurrency atau mata uang kripto merupakan investasi yang murni spekulasi.
Dia menilai risiko berinvestasi di Bitcoin jauh lebih tinggi dibandingkan di pasar saham karena tidak ada dasar menghitung fundamental.
"Itu lebih parah dari saham. Jadi, itu benar-benar susah hitung fundamentalnya, kalau saya anggapnya itu murni spekulasi," ujarnya saat dihubungi Tribunnews, belum lama ini.
Menurut dia, harga Bitcoin terus melesat hingga Rp 700 juta lebih karena juga murni permintaan yang melonjak saat pandemi Covid-19.
Baca juga: Bikin Frustrasi, Investor Disarankan Tidak Lari ke Bitcoin Jika Gagal Dapat Cuan di Saham
"Tidak ada dasarnya itu menghitungnya. Banyak orang cemplungkan dana, sehingga permintaan naik, harga naik," kata Budi.
Baca juga: Tesla Beli Bitcoin Rp 21 Triliun, Harga Bitcoin Tembus Rp 650 Juta
Selain itu, risiko paling besar yang mungkin terjadi adalah ketika pemilik modal besar atau big money lepas kepemilikan di Bitcoin sampai membuat harga anjlok.
"Kalau yang jual bermodal besar maka harga juga turun. Saya tidak mau pusing investasi di Bitcoin, susah sekali hitungnya," pungkasnya.