Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi UKM Hanung Harimba Rachman menegaskan pihaknya berkomitmen untuk melanjutkan program Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM).
Menurutnya, program BPUM ini dapat meringankan beban UMKM yang membutuhkan bantuan modal di tengah pandemi Covid-19.
"Kita harap penerima BPUM ini bisa masuk ke dalam program perbankan karena tadi tujuannya inklusi keuangan," kata Hanung, dalam webinar TNP2K - Banpres Produktif Usaha Mikro: Praktik Baik dan Pembelajaran, Kamis (25/2/2021).
Dia memaparkan, data terakhir Bank Rakyat Indonesia telah menyalurkan program BPUM ke-117 ribu nasabah UMKM.
"Artinnya program sudah jalan tiga bulan terakhir, memang kita tidak bisa berharap 9 juta langsung masuk. Ini sudah cukup baik, program ini ada tanda-tanda berkelanjutan," tegas Hanung.
Baca juga: Biaya Logistik Mahal Kendala Utama UMKM Bersaing di Pasar Domestik
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menekankan pentingnya keberlanjutan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Tahun 2021.
Hal Ini menyusul perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia yang terus meningkat yang menyebabkan terkontraksinya petumbuhan ekonomi di Indonesia.
Baca juga: Bank Syariah Indonesia Pimpin Pembiayaan Proyek Infrastruktur di Sumatera Senilai Rp 644 Miliar
"Pada Triwulan IV Tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar minus 2,19 persen (Year on Year). Bahwasanya angka ini meningkat dari triwulan sebelumnya (triwulan III) yaitu minus 3,49 persen (YoY)," ulas Teten, dalam Rapat Kerja dengan Komite IV DPD RI.
Baca juga: Ini Lima Tantangan Nyata UMKM di Indonesia yang Perlu Diperbaiki
Selain itu, berdasarkan Survei Dampak Program Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) Bank BRI Tahun 2020, 72 persen responden menyatakan membutuhkan tambahan modal usaha.
"Dari responden yang membutuhkan tambahan modal usaha, sebagian besar membutuhkan tambahan modal sekitar Rp2 juta hingga Rp5 juta (41,3 persen) dan membutuhkan tambahan modal sekitar Rp5 - 10 juta (21,3 persen)," papar Menkop UKM.
Teten memaparkan tiga rencana program PEN 2021 dengan total usulan sebesar Rp29,21 triliun.
Rinciannya, subsidi bunga KUR 2021 sebesar 6 persen terdiri dari Pagu Anggaran (Reguler) sebesar Rp14,84 triliun, dan Kebutuhan Anggaran Tambahan Regular ditambah penanggulangan untuk Covid sebesar Rp11,05 triliun.
Begitu juga dengan pembiayaan Investasi Melalui Koperasi dengan usulan anggaran sebesar Rp1 triliun dan target sebesar Rp1 triliun.
"Juga, program KUR Bunga 0 persen dengan usulan anggaran sebesar Rp2,32 triliun dan targetnya untuk 5 juta usaha mikro," jelas Teten.
FOTO: Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi UKM Hanung Harimba Rachman.