Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelindo I terus berupaya untuk lebih meningkatkan kontribusinya terhadap pemulihan ekonomi negara, dan salah satu fokusnya adalah dengan memperkuat dan memperluas layanan logistiknya.
Upaya ini diwujudkan melalui kemitraan antara Pelindo I dengan DHL Global Forwarding Indonesia.
Kedua pihak menandai kerjasama ini dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pada tanggal 1 Maret 2021 di Jakarta.
Penandatanganan dilakukan Dani Rusli Utama, Presiden Direktur dan Prasetyo, Direktur Transformasi dan Pengembangan Bisnis mewakili Pelindo 1 serta Vincent Yong, President Director mewakili DHL Global Forwarding Indonesia.
Baca juga: BGR Gandeng KAI Optimasi Bisnis Logistik dan Pergudangan
Dani Rusli Utama mengatakan, pihaknya perlu bekerja sama untuk membangun ekosistem dan mempersiapkan Pelabuhan dan Kawasan Industri Kuala Tanjung (Kuala Tanjung PIE) sebagai pintu gerbang utama Indonesia menuju jaringan logistik global.
Baca juga: Tarif Tol JORR Naik, Wakil Ketua MPR: Semakin Beratkan Biaya Logistik Usaha Kecil Menengah
"Kolaborasi Pelindo 1 dengan DHL akan memberikan nilai tambah bagi kedua belah pihak serta layanan yang lebih murah, cepat dan transparan,” kata Dani saat temu media daring, Senin (8/3/2021).
Vincent Yong mengatakan, pihaknya yang sejak awal terlibat dalam diskusi percepatan pengembangan Pelabuhan dan Kawasan Industri Kuala Tanjung menawarkan jaringan global dan keahliannya dalam hal logistik end-to-end.
"Termasuk pengiriman laut dan layanan tambahan seperti manajemen gudang, jasa kepabeanan, solusi distribusi domestik dan Pusat Logistik Berikat," katanya.
"Suatu kehormatan bagi kami untuk dapat bekerja sama dengan Pelindo 1 dan berkontribusi terhadap rencana besar pemerintah dalam percepatan pembangunan Kuala Tanjung PIE dan menjadikannya Pusat Kegiatan Rantai Pasokan Logistik akan semakin meningkatkan daya saing ekonomi dan kemudahan berbisnis di Indonesia," katanya.
Kerjasama ini juga diapresiasi Kelvin Leung, CEO DHL Global Forwarding Asia Pacific.
Menurutnya, Kuala Tanjung PIE secara strategis diposisikan sebagai simpul penting dalam jaringan logistik global dan rantai pasokan.
"Ini disebabkanterletak di tengah Selat Malaka yang merupakan salah satu jalur pelayaran niaga tersibuk di dunia, dan dikelilingi oleh hinterland yang kaya akan sumber daya alam pertanian, perkebunan dan pertambangan di sepanjang pulau Sumatera," katanya.
Kuala Tanjung PIE terdiri dari dua bagian yang saling terintegrasi, yakni Kawasan Pelabuhan dan Kawasan Industri. Perkembangan Kawasan Pelabuhan ditandai dengan beroperasinya Terminal Multiguna Kuala Tanjung (KTMT) sejak tahun 2019.
Sebagai pusat kegiatan internasional, pelabuhan ini dirancang untuk menampung kapal-kapal besar seberat 50.000 DWT (dead weight tonnage) serta berbagai jenis kargo, mulai dari petikemas, curah cair, hingga kargo umum.
Adapun untuk kawasan industri, akan dikembangkan di area seluas 3.400 hektar, dengan potensi berbagai segmen industri antara lain aluminium, kelapa sawit, besi, baja, karet, petrokimia, produk makanan, dan segmen industri lainnya sesuai kebutuhan pelanggan.
Kawasan ini juga akan diperkuat dengan ketersediaan berbagai jaringan transportasi terintegrasi berupa jalan tol Trans-Sumatera dan kereta api.
Kuala Tanjung PIE juga terhubung secara langsung dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, yang merupakan sentra utama bagi industri kelapa sawit di Sumatera bagian utara.
“Sebagai pelabuhan dan kompleks industri masa depan, Kuala Tanjung PIE akan terus berkembang, dengan visi menjadi Global Logistics and Supply Chain di Indonesia. Sejauh ini, beberapa perusahaan dan investor sudah tertarik untuk berinvestasi di kawasan tersebut. Semakin banyak perusahaan dan investor yang berinvestasi tentunya akan mendukung percepatan kebangkitan ekonomi Indonesia,” kata Dani.