Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR Hari Gunawan menyebut pemerintah sebaiknya memperkuat kelembagaan PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dibanding membuat Holding Ultra Mikro dengan perbankan.
"Pemerintah sebaiknya menghentikan wacana Holding Ultra Mikro karena dikhawatirkan akan menutup akses pembiayaan terhadap masyarakat terbawah, yang masih berstatus unbankable," kata Heri, Selasa (16/3/2021).
Diketahui, pemerintah merencanakan Holding Ultra Mikro yang melibatkan tiga perusahaan pelat merah yakni Pegadaian, PMN, dan BRI.
Heri meminta, pemerintah melakukan kajian yang lebih mendalam, dan membuka dialog dengan para stakeholders terutama para pelaku usaha ultra-mikro maupun serikat pekerja, terkait holding tersebut.
"Permasalahannya harus dipetakan terlebih dahulu secara komprehensif," ucap Heri.
Baca juga: Komisi XI DPR Belum Setujui Rencana Holding Ultra Mikro
Ia menyebut, pada 2018 terdapat 57 juta usaha ulta mikro (UMi) di Indonesia, dari jumlah tersebut ada 30 juta pelaku usaha UMi belum mendapat akses pendanaan formal atau masih unbankable.
Solusinya, kata Heri, 30 juta pelaku usaha UMi tersebut dibesarkan dahulu melalui pembiayaan ultra mikro, agar bisa naik kelas menjadi UMKM yang bankable.
"Tugas pemerintah adalah melakukan penguatan kelembagaan terhadap BUMN, yang selama ini fokus pada pembiayaan ultra mikro yaitu Pegadaian dan PNM," kata politikus Gerindra itu.
Menurutnya, BRI bisa mengambil peran mendukung pembiayaan terhadap Pegadaian dan PNM tanpa harus mencaplok keduanya.
Baca juga: Holding Ultra Mikro Dapat Ciptakan Produk Keuangan Variatif
"Toh, bila 30 juta pelaku usaha ultra mikro tersebut naik kelas menjadi UMKM, maka yang diuntungkan juga BRI karena paling siap dengan jaringan kantor yang paling banyak hingga ke pelosok-pelosok," tuturnya.
"Jadi, polanya itu estafet.
Segmen ultra mikro digarap oleh Pegadaian dan PNM.
Segmen UMKM hingga korporasi digarap oleh BRI, tidak dari hulu ke hilir digarap BRI semua," kata Heri.