Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk (AIMS) optimistis pada tahun ini dapat mencetak laba, setelah pada tahun lalu mengalami kerugian.
Direktur AIMS, M Aditya Hutama Putra mengatakan, pada tahun ini perseroan telah memiliki sejumlah rencana dan pengembangan bisnis.
"Perusahaan menargetkan volume perdagangan sebesar 24 tongkang per tahun, dengan laba bersih positif, arus kas dari hasil operasional positif, dan kemandirian dalam pendanaan operasional," kata Aditya, Selasa (16/3/2021).
Menurutnya, perseroan telah menetapkan strategi dan program kerja, yaitu menyelesaikan pengurusan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Khusus (IUP-OPK) dan pengangkutan dan penjualan batubara serta Exportir Terdaftar (ET).
Selain itu, perusahaan juga merealisasikan rencana kerjasama dengan pelabuhan Nuansa Sakti Kencana (NSK) dan kerjasama pengelolaan aset tambang dan mengupayakan kemitraan strategis dalam pendanaan.
Baca juga: Kejagung Tuntut 23 Ribu Hektar Lahan Tambang Nikel Milik Heru Hidayat Agar Dirampas untuk Negara
Tercatat, laporan keuanyan per 31 Desember 2020 (audited), AIMS mecetak pendapatan usaha sebesar Rp 4,72 miliar, dengan laba kotor Rp 231 juta dan rugi bersih Rp 863 juta serta rugi bersih per saham Rp 3,92.
Sedangkan aset sebesar Rp 20,78 miliar, liabilitas Rp 8 miliar dan ekuitas Rp 12,77 miliar.
Di sisi lain, perseroan juga menanggapi soal pergerakan saham AIMS yang tidak biasa (Unusual Market Activity/UMA) yang terjadi pada perdagangan 2 dan 3 Maret 2021, yang berakibat perdagangan saham AIMS disuspensi.
Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan suspensi terhadap perdagangan saham AIMS terhitung pada perdagangan 5 Maret 2021 di pasar reguler dan pasar tunai.
Suspensi tersebut sebagai upaya 'cooling down', sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham AIMS.
Baca juga: Tambah Pemahaman Investasi Saham Lewat Kajian Mansurmology
"Perseroan beserta jajaran direksi dan dewan komisaris tidak mengetahui, tidak menerima dan tidak mendengar serta tidak membaca informasi apapun yang beredar sebagai rumor tentang perseroan, maupun personilnya yang beredar di media masa yang menyebabkan pergerakan harga saham AIMS tidak seperti biasanya, atau unusual market activity," kata Sekretaris Perusahaan AIMS Heriman Setyabudi.
Adapun susunan pemegang saham AIMS adalah PT Aims Indo Investama dengan kepemilikan 77,27 persen sekaligus sebagai pemegang saham pengendali, publik 22,73 persen terdiri dari Efendi Leman (5,03 persen) dan publik yang kurang dari 5 persen sebesar 17,7 persen, dari total saham yang mencapai 220 juta lembar.