Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal masih berpeluang tertekan dengan bergerak gagal bertahan di level support bullish trend dan MA50.
Kepala Riset PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan, indikasi IHSG bergerak tertekan dengan momentum bearish jangka pendek.
Baca juga: IHSG Diprediksi Masih Tertekan Pekan Ini meski BI Pertahankan Suku Bunga Rendah
"Indikator MACD kehilangan momentum dengan bergerak flat. IHSG berpotensi kembali tertekan menguji support lower bollinger bands dengan support resistance 6.207 hingga 6.295," ujarnya, Rabu (24/3/2021).
Sementara, IHSG kemarin ditutup melemah 0,77 persen atau turun 48,42 poin ke level 6.252,71 dengan anjloknya saham-saham pada sektor industri dasar minus 1,9 persen dan properti minus 1,35 persen.
"Turun signifikan lebih dari sepersen. Pelemahan IHSG mengiringi pelemahan indeks berjangka Amerika Serikat dan bursa Asia yang tertekan dengan meningkatnya kasus virus menjadi alasan," kata Lanjar.
Di sisi lain, dia menambahkan, penguatan saham-saham di sektor pertanian sebesar 1,43 persen yang cukup optimis gagal menahan pelemahan IHSG.
"CPO (crude palm oil) menguat 3,3 persen di Malaysia menjadi trigger positif saham-saham produsen CPO," pungkasnya.