Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono terkejut saat mengetahui penghasilan pembudidaya lobster di Telong Elong, Lombok mencapai ratusan juta per tahun.
Ini pembudidaya modalnya Rp150 juta, hasilnya Rp400 juta dalam waktu sekitar delapan bulan. Jadi satu tahun bisa berpenghasilan sekitar Rp500 juta," ujar Menteri Trenggono saat kunjungan kerjanya, Rabu (24/3/2021).
Baca juga: Menteri Trenggono Siap Jadikan Lombok Sebagai Pusat Budidaya Lobster
Rata-rata dalam sekali panen, seorang pembudidaya mengaku bisa meraup untung sebesar Rp 250 juta.
Adalah Haji Rojak yang berhasil mengumpulkan keuntungan Rp250 juta melalui budidaya lobster.
Lobster yang dibudidayakan jenisnya mutiara dan pasir.
Baca juga: Menteri Trenggono Dukung Tapanuli Tengah dan Sibolga jadi Roda Penggerak Industri Perikanan
Dalam setahun, keramba jaring apung berisi delapan lubang budidaya milik Haji Rojak, mampu memproduksi sekitar 1 ton lobster, dengan pemeliharan mulai dari ukuran jangkrik.
Menteri Trenggono melihat optimis sektor budidaya lobster ini dapat berkembang pesat.
Apalagi Indonesia memiliki benih bening lobster yang melimpah sebagai modal utama dilakukannya budidaya, sumber daya manusia yang sudah terbukti mampu menjalankan budidaya, serta perairan yang cocok untuk budidaya.
"Semangat terus pokoknya pembudidaya, kami di Kementerian Kelautan dan Perikanan akan mendukung penuh. Baik regulasinya, infrastruktur, pendampingan, dan hal lain yang dibutuhkan untuk peningkatan produktivitas," urai Menteri Trenggono.
Menteri Trenggono memplot Lombok menjadi pusat lobster tropika kedepannya, dengan membangun lobster estate.
Nantinya akan ada sistem pemantau harga, sehingga harga lobster lebih transparan dan stabil.
Melalui program ini, proses produksi dan pemasaran juga akan terintegrasi sehingga produktivitas meningkat dan kesejahteraan masyarakat ikut meningkat. Hal ini semakin mudah direalisasikan, sebab sudah mendapat dukungan dari Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
"Saya berharap dalam waktu yang tidak lama, enam bulan bisa kita mulai pembangunan. Sehingga nanti tahun depan saya sudah melihat, atau nanti akhir tahun misalnya, saya datang lagi kesini sudah banyak turis,” kata Menteri KKP.
“Nanti ada kafe yang belakangnya ada budidaya budidaya. Jadi nanti pembudidaya tuh berseragam, baju bagus. Dengan demikian maka ekonomi kita bisa bangkit," pungkasnya.
Sepanjang tahun 2020, produksi lobster di Lombok Timur mencapai 82.568 ton.
Sedangkan jumlah pembudidaya mencapai 1.809 yang terbagi dalam 147 kelompok pembudidaya.