News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dorong Produktivitas UMKM, Sampoerna Dukung Lewat Literasi Digital dan Pelatihan

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk Mindaugas Trumpaitis

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 membawa keterbatasan ruang gerak bagi dunia usaha, ini membuat berbagai pelaku usaha, seperti UMKM ramai-ramai bermigrasi ke ranah digital.

Transformasi digital ini juga sebagai upaya untuk menjawab berbagai tantangan dan cara menyesuaikan diri dengan kebutuhan konsumen.

Pentingnya peran UMKM dalam menggerakkan perekonomian nasionaol mendorong PT HM Sampoerna Tbk (Sampoerna) semakin fokus mengembangkan keterampilan UMKM Indonesia melalui program Sampoerna Retail Community (SRC) dan Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC).

Baca juga: Di Tengah Pandemi, HM Sampoerna Komitmen Ciptakan Lingkungan Kerja Inovatif

Presiden Direktur Sampoerna, Mindaugas Trumpaitis mengatakan pihaknya senantiasa menjalankan komitmen untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing UMKM secara terpadu dan menyeluruh.

"Khusus dalam hal digitalisasi, kami antara lain membantu meningkatkan literasi digital serta mengembangkan aplikasi AYO SRC untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing toko kelontong tradisional," tutur Mindaugas dalam konferensi Indonesia Summit 2021, The Economist, Rabu (31/3/2021).

Baca juga: Sampoerna Dukung Pencegahan Akses Rokok bagi Anak-anak

Sampoerna menyebut akan senantiasa berperan aktif meningkatkan keterampilan dan daya saing UMKM, termasuk toko kelontong yang tergabung dalam SRC.

Diluncurkan pada tahun 2008, saat ini SRC telah merangkul lebih dari 130.000 pemilik toko kelontong yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia.

Melalui program ini, Sampoerna memberikan pendampingan kepada pemilik toko kelontong SRC tentang manajemen bisnis dan rantai suplai, strategi pemasaran, pelatihan tentang pemanfaatan platform online seperti media sosial dan e-commerce, peningkatan literasi digital, hingga cara membina relasi yang baik dengan pelanggan.

Ketika pandemi merebak, dukungan Sampoerna menjadi makin relevan, utamanya dalam hal pemanfaatan teknologi, serta platform digital untuk tetap produktif dan bertahan.

Lebih lanjut, untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing pemilik toko kelontong SRC, Sampoerna mengembangkan aplikasi digital AYO SRC yang diluncurkan pada tahun 2018.

Aplikasi AYO SRC merupakan terobosan inovatif yang menghubungkan pemilik toko kelontong SRC di seluruh Indonesia dengan mitra penyalur, seperti pedagang grosir, serta juga dengan para konsumen secara online atau Business to Business to Concumer (B2B2C).

Selain itu, nilai tambah lain dari aplikasi AYO SRC antara lain adalah Pojok Bayar untuk e-payment, AyoKasir untuk membantu manajemen stok barang dan yang terbaru adalah Pojok Modal.

Fitur Pojok Modal berangkat dari situasi di lapangan dimana sebagian besar pemilik toko kelontong SRC belum terhubung (unbanked) atau memiliki akses perbankan yang terbatas, sementara bantuan finansial sangat krusial bagi mereka.

"Melalui Pojok Modal, kami berupaya memfasilitasi para pemilik toko kelontong SRC dengan institusi permodalan yang kredibel, sehingga mereka bisa memanfaatkan skema pay-later untuk menjaga stok barang dan membuat bisnis tetap berjalan," terang Mindaugas.

Berdasarkan riset dari Litbang Kompas, pendapatan pemilik toko kelontong SRC pada tahun 2019 mencapai hampir Rp 70 triliun atau setara dengan 4,1 persen PDB ritel.

Lebih jauh, 58 persen pemilik toko kelontong SRC adalah perempuan dan 30 persen di antaranya berperan menafkahi keluarga.

"Antusiasme terhadap SRC juga terjadi pada pelanggan. Hingga Februari 2021, ada lebih dari 939.000 pelanggan telah terdaftar dalam aplikasi AYO SRC. Dalam aspek B2B (business to business), terdapat 80.000 pengguna aktif setiap minggunya dan tercatat 5,5 juta pemesanan terjadi di dalam platform dengan nilai transaksi lebih dari Rp 9 triliun sepanjang tahun 2020," ungkap Mindaugas.

Selain mendukung UMKM lewat SRC, Sampoerna juga memiliki Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) yang didirikan pada tahun 2007 di Pasuruan, Jawa Timur.

Melalui SETC, Sampoerna memberikan pelatihan kewirausahaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengembangkan usaha.

Sejak situasi pandemi berlangsung, SETC berfokus pada kurikulum tentang pemasaran online dan penggunaan media sosial untuk bisnis.

Hingga akhir 2020, sebanyak 54.500 pelaku UMKM telah menerima pelatihan dari SETC.

Mindaugas menyatakan bahwa Sampoerna berkomitmen untuk menjangkau dan memberdayakan pelaku UMKM secara berkelanjutan, terutama dengan pengembangan kapasitas di bidang digital dan pemanfaatan teknologi untuk membangun bisnis.

"Kami percaya bahwa komunitas yang berdaya dan inovatif yang didasarkan pada riset mendalam serta praktik bisnis yang baik, akan menjadi kunci dalam memberikan dampak sosial-ekonomi yang lebih besar dan berkelanjutan di Indonesia," ucap Mindaugas.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini