Walhasil, tidak wajar saja terlalu panik. Tapi siapa yang mau beli jalan tol di masa yang begini sulit?
Tentu ada saja orang yang kelebihan uang. Masalahnya tinggal ini: mau dijual dengan harga berapa?
Pemilik uang akan selalu punya pikiran: di zaman yang sulit harga barang harus murah.
Pemilik jalan tol akan selalu menghitung: dengan harga murah itu apakah akan balik modal.
Akhirnya akan kembali ke hukum dasar bisnis: siapa yang efisien dialah yang unggul. Waskita akan bisa cepat menjual asetnya kalau bisa menawarkan dengan harga menarik.
Tapi bagaimana bisa membuat harga menarik kalau biaya untuk membuat jalan tol itu dulu sudah terlanjur tinggi - -baik biaya konstruksinya maupun biaya-biaya bedak dan gincunya?
Beberapa kali saya berharap lewat Disway bulan-bulan lalu: semoga SWF segera jalan.
Dan dana dari Amerika, Uni Emirat Arab, Jepang dan Kanada itu segera masuk ke SWF. Ada yang sudah kehausan sampai kerongkongan.