Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap melakukan pengiriman perdana produk Pertalite melalui jalur laut.
Hal ini bagian dari skema alih suplai kebutuhan BBM, menyusul insiden kebakaran tangki BBM T-301 di area Kilang Pertamina RU VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat.
Dari Dermaga III Area Oil Movement (OM) 70 Komplek Pantai Teluk Penyu, Cilacap, kapal bernama lambung Ratu Ruwaidah ini bertolak langsung menuju Integrated Terminal Balongan.
Baca juga: Komisi VII DPR: Alasan Pertamina Sebut Kebakaran Kilang Balongan Akibat Petir, Konyol
“Kami berkomitmen mengamankan stok BBM untuk wilayah Jabodetabek yang sebelumnya disuplai dari Kilang Balongan,” ujar Area Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina RU IV Cilacap, Hatim Ilwan dalam keterangannya ditulis, Kamis (8/4/2021).
Hatim menjelaskan loading Pertalite berjumlah 200 ribu barel atau setara 32 ribu kilo liter (KL).
Menurutnya, hal ini sekaligus menjadi catatan sejarah pengiriman BBM khususnya Pertalite melalui jalur laut.
“Sebelumnya, sejak awal tahun ini Pertalite dari RU IV Cilacap dikirim ke Fuel Terminal Lomanis yang kemudian didistribusikan melalui jalur pipa ruas Cilacap – Yogyakarta dan Cilacap – Bandung,” jelasnya.
Adaptasi kilang terbesar milik Pertamina itu ditunjukkan dengan membangun fasilitas tambahan sehingga Pertalite bisa loading via dermaga di Area OM 70 langsung ke kapal pengangkut.
“Ke depan dengan fasilitas ini kami bisa lebih fleksibel mengirim BBM, termasuk Pertamax dan Pertamax Turbo ke wilayah manapun,” ujarnya.
Pengiriman Pertalite ini merupakan bagian dari tambahan produksi sebesar 400 ribu barel/bulan atau 20 persen dari produksi Pertalite RU IV sebelumnya yang sebesar 2 juta barel/bulan atau setara 320 juta liter.
“Pertalite merupakan Bahan Bakar Khusus (BBK) dengan Research Octane Number (RON) minimal 90 dan kandungan sulfur maksimal 500 ppm. Artinya Pertalite jelas lebih ramah lingkungan,” jelas Hatim.