Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyebutkan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau KCJB, merupakan salah satu proyek strategis nasional.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyebutkan, proyek KCJB yang merupakan kerjasama antara Indonesia dan China ini mengaplikasikan teknologi yang tinggi.
Selain itu Budi Karya juga menilai, dengan adanya proyek ini dapat membuat pengembangan perkeretaapian di Indonesia menjadi lebih baik.
Baca juga: Menhub Tanggapi Pembukaan Kantor China Railway Group di Indonesia
"Kemudian, dengan adanya proyek ini juga diharapkan dapat membuka nilai investasi dan menghadirkan lapangan kerja baru di Indonesia," ucap Budi Karya dalam keterangannya, Sabtu (10/4/2021).
Maka dari itu, lanjut Budi, pihaknya memiliki komitmen kuat untuk segera merampungkan kereta cepat dan meningkatkan kualitas di Indonesia serta menciptakan lebih banyak lagi lapangan.
Baca juga: Melalui Sinergi Tol Laut dan Angkutan Multimoda, Kemenhub Tekan Disparitas Harga di Papua
Terkait proyek KCJB ini, PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan melakukan pengangkutan terhadap 12.539 batang rel dari Stasiun Cilacap menuju Stasiun Rancaekek, Kabupaten Bandung menggunakan Kereta Luar Biasa (KLB) hingga September 2021.
VP Public Relation PT KAI Joni Martinus mengatakan, pengangkutan pertama ini pada 3 April 2021 menggunakan angkutan KLB dengan mengangkut rel sepanjang 50 meter sebanyak 60 batang.
Menurut Joni, rel tersebut didatangkan dari China menuju Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap, lalu dimuat ke atas KLB dengan rangkaian 12 Gerbong Datar di Stasiun Cilacap.
KLB angkutan rel tersebut selanjutnya diberangkatkan dari Stasiun Cilacap menuju Stasiun Rancaekek dan akan dibongkar di Depo Tegalluar, Rancaekek untuk didistribusikan ke jalur KCJB.
"Rencananya, sebanyak 12.539 batang rel akan KAI angkut pada rute tersebut dan ditargetkan selesai pada akhir September 2021," kata Joni.