Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah saat ini sedang menggencarkan percepatan pengembangan dan peningkatan investasi, terhadap kendaraan bermotor listrik berbasis baterai untuk mengejar target produksi nasional.
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Gati Wibawaningsih mengatakan, pada 2030 target produksi kendaraan bermotor listrik di Indonesia sebanyak 600 ribu unit untuk roda empat.
Baca juga: Kemenperin: Skuter Listrik Bisa Menjadi Alternatif Transportasi di Wilayah Komunitas
Kemudian untuk kendaraan bermotor listrik berbasis baterai jenis roda dua, target produksi nasional dari pemerintah yaitu sebanyak 2,45 unit.
"Tentunya dengan percepatan dan pengembangan yang terus dihadirkan pemerintah, diharapkan target ini dapat tercapai di 2030," kata Gati saat berkunjung ke PT Eran Teknikatama, Kamis (15/4/2021).
Baca juga: Dilengkapi Jok, Skuter Listrik Ini Sajikan Kepraktisan bagi Pengguna
Sebagai dukungan terhadap percepatan produksi kendaraan listrik, Kemenperin pun mengunjungi sebuah produsen komponen metal untuk produk otomotif yang sedang mengembangkan kendaraan listrik berbasis baterai yaitu PT Eran Teknikatama.
PT Eran Teknikatama, saat ini sedang mengembangkan sebuah kendaraan listrik berbasis baterai dengan jenis skuter. Skuter ini, masih dalam tahap pengembangan dan finalisasi mengenai material serta desain.
Bila dilihat, desain skuter milik PT Eran Teknikatama ini berbeda dengan skuter elektrik pada umum. Umumnya, skuter elektrik tidak memberikan tempat duduk untuk penggunanya dan hal itu diberikan oleh PT Eran Teknikatama.
Direktur PT Eran Teknikatama Agung Nugraha menyebutkan, produk skuter elektrik telah dilakukan diversifikasi produk sejak 2020. Kemudian desain produk, pembuatan rangka dan perakitan dikerjakan sendiri di pabrik PT Eran.
Kemudian Agung juga menjelaskan, bahwa semua komponen yang digunakan dalam perakitan skuter elektrik ini hanya baterai dan motor listrik saja yang import.
"Jadi kami hanya import baterai dan motor listriknya saja, sisanya mulai dari rangka ban hingga jok kita produksi sendiri dan ada juga yang mengambil dari industri lokal," ujar Agung.
Maka dari itu Agung juga menjelaskan, bila diukur dari Tingkat Kandungan dalam Negeri (TKDN) maka skuter elektrik ini sudah 70 persen menggunakan bahan lokal karena yang import hanya baterai dan motor listrik saja.
Skuter elektrik yang dibuat oleh PT Eran Teknikatama ini memiliki daya tempuh 34 kilometer dalam pengujian laik jalan. Kemudian, untuk kecepatan maksimal dapat mencapai 20 kilometer per jam.
Selain itu Agung juga menjelaskan, apabila baterai yang ada pada skuter elektrik ini bisa dibongkar pasang. Sehingga apabila satu baterai habis, bila memiliki baterai lain bisa langsung digunakan tanpa harus melakukan pengisian daya.
Meski belum diproduksi massal, skuter elektrik ini memiliki inovasi yang sungguh menarik mulai dari penggunaan tempat duduk untuk penggunanya sehingga tidak berdiri.
Agung juga mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan pembahasan dengan pihak bandara untuk bekerja sama dalam penggunaan skuter elektrik ini yang digabungkan dengan troli barang.
"Kami tentunya ingin memproduksi secara massal skuter elektrik ini, dan dapat dikenal sebagai produk nasional serta dapat digunakan oleh masyarakat," ucap Agung.
Menurutnya, saat sudah diproduksi massal nanti skuter elektrik ini bisa menjadi alternatif transportasi seperti di kampus maupun di wilayah perkotaan untuk mobilitas dari titik transportasi publik ke transportasi publik lainnya karena skuter ini bisa dilipat dan disimpan di dalam mobil.
Kemudian Agung juga mengungkapkan, untuk kisaran harga nanti tentunya akan mengikuti desain dan bahan yang digunakan. Untuk desain dan bahan yang digunakan saat ini kita bisa jual sekitar Rp 6 jutaan, tetapi bila ada penambahan seperti penggunaan titanium tentu akan meningkat harganya.