News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

IHSG Diprediksi Masih Bisa Anjlok ke 5.400 Tahun Ini, Lalu Menuju 7.200 di 2022

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jurnalis berada di depan layar pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Kamis (10/9/2020). Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ditutup di zona merah pada akhir perdagangan pekan ini yaitu pada level 4.891.46 atau turun 257,91 poin (5,01 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 5.084,32 imbas Pemprov DKI Jakarta yang kembali melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Tribunnews/Irwan Rismawan

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih bisa anjlok ke level 5.417 secara teknikal di tahun ini dan agak berat jika sampai 7.000

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, sebelum jatuh dalam ke 5.400-an, kemungkinan IHSG menyentuh level 5.700 dulu sekira di Mei 2021.

"Bisa jatuh lagi ke support di Mei 5.735 jika ada penyesuaian kebijakan pembatasan. Perlu dicermati strategi averaging karena palinh dalam jatuh hanya di kisaran level 5.417 secara tahunan jika terdapat sentimen negatif," ujarnya saat dihubungi Tribunnews, belum lama ini.

Dia menjelaskan, IHSG baru dapat mencapai akselerasi maksimal hingga ke 7.200 di 2020 dengan vaksin Covid-19 sebagai pendorong utama.

Baca juga: Analis: IHSG Berpotensi Melemah di Awal Pekan

"Tahun ini ke 7.000 agak berat, realistisnya. Tahun depan bisa ke 7.279, butuh trigger positif dari vaksin," kata Nafan.

Baca juga: Investor Pemula Perlu Kenali Dulu Makna Berinvestasi di Saham Agar Tak Terjebak Jadi Spekulan

Di sisi lain, dia menambahkan, sektor yang akan bangkit setelah pandemi atau post pandemic yaitu konsumer, energi, dan properti.

"Sektor energi dari naiknya kinerja harga komoditas positif, properti dari adanya BP Tapera yang bagus meningkatkan pertumbuhan kredit. Selain itu, juga kebijakan PPN nol persen, relaksasi pajak, ini membuat emiten properti sangat optimistis kinerja lebih bagus tahun ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini