TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kebutuhan pangan di Ibu Kota 99 persennya dipasok dari luar Jakarta.
Hal itu membuat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus memperluas cakupan kerja sama, khususnya kerja sama antardaerah guna mencukupi pasokan dan menyeimbangkan supply maupun demand, sehingga menghindari kelangkaan dan membuat harga pangan di Ibu Kota menjadi terjangkau.
Salah satunya, Pemprov DKI Jakarta melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Food Station Tjipinang Jaya menggandeng Pemerintah Kabupaten Ngawi melalui Daya Tani Sembada dan Kelompok Tani Sido Rukun, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur guna memperluas cakupan serapan gabah untuk pasokan beras di Jakarta.
Sebelumnya, PT Food Station juga telah memperluas ekspansinya ke Jawa Tengah, tepatnya di Cilacap, dengan menargetkan lahan pertanian seluas 1.000 hektar.
Baca juga: Tinjau Panen Padi, Jokowi: Jika Produksinya Bagus, Pemerintah Tak Impor Beras
Kerja sama antardaerah ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama antara Pemprov DKI Jakarta yang diwakili Guvernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan, dengan Pemkab Ngawi yang diwakili Bupati Ngawi, Ony Anwar, dan disaksikan langsung Gubernur Provinsi Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, beserta jajaran PT Food Station, Daya Tani Sembada, dan Kelompok Tani Sido Rukun di Balai Desa Geneng, Dusun Alas Pecah, Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi, Minggu (25/4/2021).
Dalam keterangan persenya, Gubernur Anies Baswedan menjelaskan bahwa kerja sama antardaerah ini merupakan bagian dari amanat konstitusi untuk menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Baca juga: Bagi-bagi Gerobak ala Ketum PPP-Gubernur DKI Anies Baswedan ke Ibu-ibu Penjual Sayur
Di mana, Jakarta sebagai kota penyumbang perekonomian terbesar memberikan manfaat bagi daerah lain, khususnya peningkatan kesejahteraan petani.
“Kita di pemerintahan disumpah melaksanakan konstitusi dan perintah konstitusi adalah untuk menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ucap Gubernur Anies membuka sambutannya.
“Maka dari itu, kerja sama ini memiliki dua dimensi yang berkeadilan. Satu sisi kita secara serius ingin kebutuhan pangan di Jakarta terpenuhi dan di sisi lain kita ingin menghadirkan keadilan sosial, khususnya untuk para petani daerah agar mereka mendapat manfaat lebih besar, mendapat peningkatan kesejahteraan, dan mendapat kepastian atas produk-produknya,” tambahnya.
Baca juga: Masuki Usia 60 Tahun, Anies Harap Bank DKI Kian Cetuskan Inovasi Baru
Usaha untuk meningkatkan kesejahteraan petani terus dilakukan melalui poin-poin dalam kerja sama ini, Gubernur Anies menjelaskan, salah satunya adalah sistem resi gudang yang membuat petani tak buru-buru menjual harga gabah mereka dengan harga rendah, melainkan dapat menyimpannya terlebih dahulu, meningkatkan kualitas, sehingga harganya juga akan stabil.
“Melalui sistem resi gudang yang ditandatangani kali ini, petani akan memiliki kepastian terkait harga produk mereka. Selain itu, dengan menyimpannya di resi gudang, mereka juga bisa memanfaatkan untuk mengambil pinjaman pembiayaan dari lembaga keuangan,” terang Gubernur Anies.
Sementara itu, Gubernur Provinsi Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, berharap kerja sama ini lebih diperluas di berbagai aspek, karena kebutuhan pangan di beberapa daerah di Jawa Timur mengalami surplus dan para produsen mengalami kesulitan mengembangkan market.
“Kita mengucapkan terima kasih atas kerja sama ini yang akan memberikan manfaat pada peningkatan kesejahteraan, khususnya di Ngawi dan Jatim. Kami akan menjadi bagian penguatan kerja sama ini dan kami mohon agar kami bisa akses lebih banyak dan menghubungkan para gapoktan agar mereka mendapatkan market yang lebih besar, terutama di Jakarta,” kata Khofifah.
Sebagai informasi, PT Food Station telah melakukan kerja sama dengan Daya Tani Sembada dan Kelompok Tani Sido Rukun sejak 2015 melalui tiga bentuk kerja sama, antara lain, pertama, pengelolaan gudang dengan SRG (Sistem Resi Gudang) dengan Daya Tani Sembada yang pada dua tahun terakhir Gudang SRG tersebut bisa menyimpan rata- rata 600 ton, adapun target tahun 2021 sebanyak 1.000 ton.
Hal ini bermanfaat karena pada umumnya saat panen raya, gabah kering panen dihargai sangat murah. Bahkan, dari mekanisme sistem resi gudang tersebut, PT Food Station sebagai pengelola akan membantu menjadi stand by buyer dengan harga yang baik, sehingga para petani tidak perlu susah-susah mencari pembeli.
Hasil pertanian yang disimpan di Gudang SRG akan mendapat resi. Dari resi itu, petani bisa menjaminkan ke bank yang dipilih untuk mendapatkan pinjaman
sebagai modal usaha untuk biaya tanam di musim berikutnya.
Dengan penyimpanan di Gudang SRG, maka petani bisa menjual hasil panennya saat harga sudah baik. Dengan SRG, petani bisa menyimpan gabah kering giling, beras pecah kulit, atau glosor dengan kadar air antara 12 -14%. Setelah harga stabil, petani bisa menjual gabah atau beras mereka dengan harga yang lebih baik.
Kerja sama berikutnya adalah dengan Penggilingan Daya Tani Sembada yang dimulai sejak 2019 dan telah memasok beras PK (Pecah Kulit & Beras Jadi) sejumlah:
- Tahun 2019 = 234 ton,
- Tahun 2020 = 6.515 ton,
- Tahun 2021 = 2.280 ton di kuartal 3 dan perkiraan total tahun ini bisa 9.000 ton.
Ketiga, PT Food Station juga berencana untuk bekerja sama dengan Kelompok Tani Sido Rukun dalam menyerap panen, dengan rincian:
- Luas lahan 200 hektar dengan
- Produktivitas 5,7 s.d 6 ton per hektar.
- Dengan potensi hasil 1.140 ton gkp (Gabah Kering Panen) atau 604 ton beras.
PT Food Station juga melakukan bimbingan dan pendampingan kepada petani dalam pemilihan varietas dan kontrol qualitas pascapanen serta sebagai off taker produk hasil pertanian.