Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (BTN) telah bekerjasama dengan Asosiasi Bisnis Alih Daya Indonesia (ABADI) untuk penyaluran pembiayaan perumahan bagi pegawai kontrak maupun outsourcing.
Direktur Consumer and Commercial Lending BTN Hirwandi Gafar mengatakan, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk pegawai kontrak tersebut diberikan ke pegawai yang perusahaannya tergabung dalam ABADI.
"ABADI punya anggota lebih kurang 100 perusahaan, dan pegawai kontraknya yang dikelola sekitar 1 juta. Nanti kami melalui ABADI akan komunikasi ke masing-masing perusahaan itu," kata Hirwandi saat dihubungi, Senin (26/4/2021).
Baca juga: Adhi Commuter Properti dan BTN Kembangkan LRT City Bekasi Green Avenue
Dalam komunikasi tersebut, kata Hirwandi, BTN bersama perusahaan melakukan pendataan pegawai kontrak yang belum punya rumah, dan jika memenuhi syarat ditawarkan beberapa proyek perumahan rekanan BTN.
"Perusahaan tersebut akan melihat mana pegawai kontraknya yang bekerja bagus, dan berkesinambungan, itu yang diberikan," paparnya.
Hirwandi pun menyebut, pegawai kontrak tidak bisa mengajukan secara individu ke BTN, tetapi dilakukan secara bersama dari perusahaanya.
Baca juga: BTN Berikan KPR Bagi Karyawan Kontrak ABADI
"Jadi nanti payroll kita kelola supaya nanti pegawai itu tidak susah bayar angsuran. Mereka bisa mengambil rumah subsidi dan non subsidi," ucapnya.
Sebelumnya, Hirmawan memaparkan karyawan outsourcing yang tergabung dalam ABADI dapat mengakses KPR subsidi BTN, di mana produk yang dapat dimanfaatkan yakni KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) BTN dan KPR Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT).
Untuk KPR FLPP, fasilitas yang bisa dinikmati yakni uang muka mulai 1 persen jangka waktu kredit hingga 20 tahun, subsidi bantuan uang muka senilai Rp4 juta, suku bunga mulai 5 persen.
Sedangkan KPR BP2BT, tenaga alih daya bisa memperoleh dana bantuan uang muka hingga Rp40 juta dengan suku bunga mulai 10 persen.
Berbagai fasilitas KPR subsidi tersebut dapat dinikmati karyawan outsourcing dengan penghasilan maksimal Rp 8 juta.
Kemudian, untuk harga rumah yang dapat dimiliki yakni senilai maksimal Rp168 juta.
“Dengan skema tersebut, para karyawan outsourcing bisa memiliki rumah dengan cicilan berkisar Rp1 juta sampai Rp1,5 juta,” papar Hirwandi.