Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat meyakini investasi emas memiliki potensi keuntungan lebih besar dan aman ketimbang instrumen lainnya.
D'Gold Father sekaligus CEO gudangemas Herru Wijayadie menekankan sebetulnya keuntungan tersebut bergantung dari kemampuan investornya.
Menurutnya, setiap jenis investasi memiliki potensi keuntungan dan kerugian yang relatif sama misalnya saham, reksadana, dan sukuk.
Baca juga: Jelang Akhir Pekan, Harga Emas Antam Terkoreksi ke Level Rp922 Ribu Per Gram
"Memang emas alasan emas memiliki nilai lebih karena gampang dibelinya, cepat lakunya, mudah dibawa-bawa, dan jelas standar harganya," jelas Herry dalam webinar bertajuk Peluang Emas Investasi, Jumat (30/4/2021).
Investasi emas boleh dikatakan memiliki likuiditas yang paling tinggi di antara jenis saham lainnya, mudah dijual dan digadaikan, kapanpun di manapun.
Herry mengatakan bahwa investasi emas paling cocok bagi pemula yang tidak ingin mengambil risiko tinggi.
Selain itu, jenis investasi ini termasuk jangka panjang sedangkan untuk return tergantung pada pilihan nilai produknya.
D'Gold Father menekankan agar return yang diperoleh lebih tinggi, investor perlu cerdas dalam memilih investasi emas.
"Investor harus memilih emas batangan dibandingkan emas perhiasan. Kenapa demikian? karena harga komponen ongkos bikinnya cukup besar mencapai 20-30 persen. Kemudian tentukan targetnya gramnya. Misalkan mau untuk pergi haji, beli rumah, nikah, pendidikan, atau apapun itu," terang Herru
Dengan begitu, calon investor bisa menentukan nominal investasi emas.
"Kalau mau haji misalkan berarti kita konversikan saja naik haji kisaran Rp 50 jutaaan. Berati kita harus beli emas yang 50 gram dalam jangka waktu lima tahun, berarti targetnya satu bulan harus membeli 1 gram," tambah dia.
Peneliti Ekonomi Islam Fauziah Rizki Yuniarti menegaskan investor harus memahami terlebih dahulu bahwa emas merupakan investasi jangka panjang.
Ini penting khususnya bagi investor pemula untuk menentukan tujuan (range time).
"Kalau untuk jangka pendek ini yang salah. Nanti yang ada setiap hari cek harga emas terus, Impactnya bisa tidak konsentrasi lagi dengan kerjaan," kata Fauziah.
Dia menjelaskan faktor yang mempengaruhi pergerakan harga emas dari supply dan demand.
Pandemi Covid-19 sempat berpengaruh terhadap tingginya harga emas di pasaran karena distribusi pertambangan yang terganggu, sedangkan permintaan sempat tertekan seiring rendahnya konsumsi masyarakat.
"Ketidakpastian ekonomi juga sangat berpengaruh kepada harga emas. Lalu ketidakpastian politik biasanya di saat pemilu, harga emas akan terlihat fluktuatif," imbuh peneliti INDEF ini.