Reynas Abdila/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bitcoin dan Cryptocurrency, dua kata yang paling dicari dalam 90 hari terakhir di google trend dibandingkan dengan Blockhain, padahal hal itu dibangun dengan menggunakan teknologi Blockchain.
Di balik ketenaran dari Bitcoin dan Crypto lainnya, hanya sebagian kecil dari developer yang benar-benar paham bagaimana masa depan Blockchain dalam beberapa dekade ke depan.
Hughes, yang merupakan programmer lulusan Y combinator tahun 2017, mendapatkan dana sebesar 1 juta US dari LocalGlobe, untuk membangun Radix, di mana pada klaimnya adalah tidak menggunakan line code sedikitpun yang ada pada bitcoin yang merupakan induk dari semua crypto yang ada di dunia.
Baca juga: Mata Uang Kripto Makin Ramai, Kali Ini Giliran Dogecoin yang Siap Melawan Dominasi Bitcoin
Pada dasarnya, teknologi yang digunakan Bitcoin, Ethereum, EOS, IOTA dan lainnya, tetap menghadapi trilema blockchain yaitu Skalabilitas, Keamanan dan Desentralisasi.
Perkembangan teknologi ini, dibandingkan dengan yang lainnya seperti Augmented Reality, Artificial Intelligence maupun Hologram.
Radix adalah buku besar terdesentralisasi yang merupakan alternatif untuk blockchain yang akan mampun menangani ratusan juta transaksi sekaligus.
Team yang digawangi Hughes ini, terdiri dari orang-orang terbaik di bidangnya yang akan melakukan transformasi lengkap untuk berbagi data dan transaksi diseluruh dunia.
Baca juga: Apa itu Bitcoin? Mata Uang Digital yang Bisa Digunakan untuk Beli Mobil Tesla
Dimulai dari 2012, saat ini Radix sedang di ujicoba beberapa developer dan adopter awal seperti:m Metalyfe dan Pillar.
Saat ini, Radix telah bergabung dengan sebuah non profit organization, yaitu GoodFi yang juga di tunggangi oleh 22 orang dari jajaran eksekutif di dunia blockhain seperti Chainlink, Aave, Sushiswap, Avalanche dan mStable.
Keuangan terdesentralisasi adalah topik Utama pada perkumpulan yang diadakan pada setiap bulannya.
Membaca laporan dari DefiPulse tahun 2020, Total Value Locked (TVL) di sektor Defi adalah sebesar 79,86 miliar dolar AS.
Sehingga, atas dasar inilah mereka yakin bahwa pergerakan Defi akan meningkat di tahun 2025 dengan target 100 juta pengguna di seluruh dunia.
Baca juga: Mengenal Blockchain dan Fungsinya dalam Transaksi Mata Uang Kripto
“DeFi adalah adab baru di blockhain dan aset kripto. Dengan jumlah pengguna saat ini semakin bertambah, maka rencana 100 juta pengguna pada tahun 2025, perlu kerjasama yang aktif dengan perusahaan lain di sektor serupa,” kata Adam Simmons, Kepala Strategi di Radix DL.
Peneliti blockchain ternama, Willy Woo memuji keunggulan proyek Radix yang di cuitnya dalam akun twitternya dan mengatakan melihat Radix, sama seperti melihat pertama kali Iphone terlahir ke dunia.