Berdasarkan laporan The State of Global Islamic Economy 2020/2021, Indonesia menduduki peringkat ke-4 dalam Indikator Ekonomi Islam Global 2020/2021, naik satu peringkat dibanding tahun 2019/2020, sedangkan pada 2018/2019 berada di peringkat ke-10.
“Ini menunjukkan kemajuan pesat dari perkembangan ekonomi syariah dan industri halal di Indonesia, meskipun dalam tekanan dampak pandemi Covid-19,” ungkap Gati. Kemenperin juga memacu produk halal Indonesia bisa menguasai pasar ekspor.
Berikutnya, Indonesia menempati peringkat ke-1 sebagai negara pasar konsumen makanan halal dunia, dengan jumlah konsumsi sebesar USD144 miliar dari total konsumsi makanan halal global USD1,17 triliun.
Selain itu, Indonesia menduduki peringkat ke-2 sebagai negara pasar konsumen kosmetika halal. Jumlah konsumsinya senilai 4 miliar dolar AS dari total konsumsi farmasi global sebesar 66 miliar dolar AS. Indonesia juga berada di peringkat ke-5 sebagai negara pasar konsumen fesyen muslim dunia. Jumlah konsumsinya 16 miliar dolar AS dari total konsumsi busana muslim global sebesar 277 miliar dolar AS.
Guna merebut berbagai peluang tersebut, Kemenperin telah memiliki berbagai program dan kegiatan strategis agar para pelaku IKM dapat mendukung perkembangan industri halal, di antaranya melalui sosialisasi sistem jaminan halal sebagai implementasi Undang-Undang Nomor 33 tentang Jaminan Produk Halal. Kemudian, pelatihan dan sertifikasi Kompetensi Penyelia Halal, serta sosialiasasi sertifikasi halal bagi IKM.
Gati menambahkan, tema yang diangkat pada ii-Motion 2021 adalah “Indonesia Halal Industry Today” dengan tagline “Local is The New Global”.
“Tujuannya adalah untuk menunjukkan perkembangan modest fashion dan halal industry saat ini serta mendorong pertumbuhan pelaku IKM produk halal di Indonesia,” terangnya.
Adapun komoditas yang akan dipamerkan dalam ii-Motion 2021 di antaranya busana muslim, tas, sepatu, perhiasan, kosmetik, makanan dan minuman halal, serta peralatan dapur dan rumah tangga.
“Produk-produk ini memiliki nilai penjualan yang tinggi, dan kemampuan IKM dalam membuat produk-produk itu sudah bagus,” sebut Gati.
Jumlah exhibitor atau IKM yang mengikuti pameran tersebut sebanyak 152 booth, yang terdiri dari 138 booth peserta, enam booth icon (milik Ivan Gunawan, Itang Yunaz, Ida Royani, Jenahara, Khanaan Shamlan, dan Irfan Hakim), empat booth penghargaan (IGDS, IFI, MOFP, dan IFCA), satu booth Santripreneur, serta tiga booth klinik konsultasi bagi para pelaku IKM.
Pameran ii-Motion 2021 akan diramaikan dengan fashion show, talkshow, cooking demo dan barista demo, serta demo hijab dan make up, serta pojok fasilitasi layanan Ditjen IKMA berupa Pojok Fasilitasi: Klinik Desain Merek dan Kemasan, Klinik Kekayaan Intelektual dan pojok pamer para pemenang penghargaan dari Ditjen IKMA.
“Kami mengajak seluruh pelaku IKM, komunitas, buyer, dan masyarakat luas untuk turut meramaikan pameran ii-Motion 2021. Tunjukan bahwa Indonesia mampu menjadi The Next Produsen Produk Halal Terbesar Dunia,” tegas Gati.
Founder dan Director PT Beema Boga Arta, Fransisca Natalia Widowati berharap melalui ii-Motion, peluang distribusi produk madu bermerek Beema Honey semakin terbuka lebar, baik untuk domestik maupun pasar ekspor. “Beema Honey semakin dikenal dan turut menjadi bagian mata rantai ekosistem Halal Food Indonesia,” kata Natalia.
Sementara itu, Desainer Fesyen Muslim Itang Yunasz memprediksi ii-Motion akan menjadi salah satu kunci ekonomi syariah dan industri halal Indonesia.
“Ini pintu menuju kesuksesan industri muslim,” kata Itang.