Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Stafsus Wantimpres Sri Yunanto merespons ucapan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 berada di kisaran 5,2 - 5,8 persen.
Sri Yunanto mengatakan, apa yang diproyeksikan Sri Mulyani terkait potensi pertumbuhan ekonomi nasional perlu didoakan oleh seluruh rakyat Indonesia.
"Bu Sri Mulyani bilang tahun 2022 kita ada pertumbuhan ekonomi sampai 5,8 persen. Kita berdoa sajalah menurut kepercayaan kita masing-masing. Insyaallah kalau saya bilang," ucap Sri Yunanto dalam webinar "Indonesia Bangkit Ditengah Pandemi Covid-19," Senin (31/5/2021) malam.
Sri Yunanto menceritakan, saat awal pandemi, ada sebuah forum resmi yang memprediksi kasus Covid-19 di Indonesia maksimal hanya tembus 1 juta kasus.
Baca juga: Menkeu Nggak Perlu Sembunyikan Defisit APBN Lagi, Ekonom INDEF Usulkan Pakai Solusi Ini
Namun yang terjadi sebaliknya, jumlah akumulasi terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia saat ini telah mencapai 1,7 juta.
"Saya ingat waktu awal-awal pandemi Covid-19, saya rapat di satu forum resmi, saat itu katanya kasus Covid-19 paling tidak (diperkirakan) tembus hanya 1 jutaan," kata Sri Yunanto.
Baca juga: Dijuluki Raja OTT di KPK, Kini Harun Al Rasyid Tagih Utang Budi Firli Bahuri
"Tapi ini semua sekarang di luar prediksi. Bahwa sekarang (kasus Covid-19) tembus 1,7 juta dalam posisi pandemi Covid-19 belum beres. Bahkan diperkirakan ada second wave dan lain sebagainya," sambung Dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta tersebut.
Sri Yunanto juga mengingatkan bahwa pandemi memberikan dampak signifikan pada masyarakat, baik dari sisi psikologi, sosial, dan ekonomi.
"Dari sosial sendiri, pantat saya sebagai dosen sudah tipis ini, karena saya ngajar online sudah 1,5 tahun. Di rumah saya berbagi ruangan juga dengan anak. Anak kuliah, saya ngajar," tutur Sri Yunanto.
"Ini kalau kita tidak kuat, itu bisa stress depresi, psikosomania, dan lainnya," sambung dia.