News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Susu Berkualitas Mahal, Pemerintah Diminta Beri Subsidi

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pekerja memerah susu sapi di peternakan Nindia Vita, di kawasan Peternakan Sapi Perah Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Rabu (25/11/2020). Di masa pandemi Covid-19, susu segar yang dihasilkan menurun 30 persen dari 300 liter lebih perharinya menjadi 250 liter per hari, meski begitu peternak masih bersyukur karena permintaan susu segar tidak menurun drastis. Tribunnews/Herudin

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ahli gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Saptawati Bardosono menyarankan pemerintah mengambil langkah konkret dalam upaya mendorong konsumsi susu di Indonesia. 

Dia menilai saat ini harga susu berkualitas baik masih tergolong mahal dan menganjurkan pemerintah untuk melakukan subsidi pada penyediaan susu berkualitas untuk masyarakat Indonesia.

“Karena harga susu yang berkualitas baik masih terbilang mahal, sehingga perlu subsidi pemerintah harusnya,” tutur Saptawati pada sesi webinar perayaan Hari Susu Nusantara, Jumat (4/6/2021).

Menurutnya, tingkat konsumsi susu berkualitas masyarakat Indonesia saat ini juga masih tergolong rendah.

Baca juga: Edukasi Dokter Spesialis Gizi Ini Layak Jadi Perhatian Lansia agar Tetap Bugar di Masa Pandemi

Deputi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Perekonomian Musdhalifah Machmud menekankan pentingnya konsumsi susu bagi seluruh lapisan masyarakat. 

Baca juga: Penuhi Kebutuhan Nutrisi pada Anak Lewat Metode Jam Makan Serat

Menurutnya, mengonsumsi susu merupakan bentuk kontribusi untuk mendorong kemajuan peternakan susu di Indonesia.

“Konsumsi susu penting bagi masyarakat kita, termasuk untuk mengungkit kembali salah satu sumber ekonomi rakyat dan lapangan kerja. Demand harus ditingkatkan, dan ini bisa menjadi sumber ekonomi di daerah maupun nasional agar kesejahteraan peternak dan kesehatan masyarakat dapat kita wujudkan bersama,” ujarnya.

Data BPS juga menyebutkan saat ini kepemilikan sapi perah masih didominasi oleh peternak rakyat. Namun, tingkat kepemilikan sapi belum ideal, dengan rerata 2-3 ekor per peternak, idealnya 7-10 sapi/peternak. 

Populasi sapi perah di Indonesia saat ini tercatat ada 584.582 ekor, dengan produksi SSDN pertahun sebesar 997.35 ribu ton/tahun. 

Jumlah sebesar itu baru mencukupi 22 persen dari total kebutuhan, yaitu 3,8 juta ton/tahun yang sisanya tentu didapatkan dari impor. 

Menurut Musdhalifah, masyarakat Indonesia pada dasarnya memiliki jiwa agribisnis, salah satunya dengan beternak. 

Dia menilai kebangkitan persusuan nasional juga masih menjadi salah satu sumber ekonomi yang banyak diminati rakyat.

“Sebenarnya peternakan susu itu bukan peternakan yang dibangun, tetapi memang karakter masyarakat kita yang suka memelihara sapi dan memanfaatkan susu untuk kesejahteraan dan kesehatannya. Ini yang harusnya kita kembangkan dari budaya masyarakat kita yang memang menyukai beternak sapi,” tambahnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini