Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perekonomian Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) diyakini akan terdongkrak setelah Kawasan Industri Konawe ditetapkan dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) berdasarkan Perpres Nomor 109 tahun 2020.
Selain itu, PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) juga masuk dalam objek vital nasional subbidang mineral dan batubara berdasarkan Kepmen No77K/90/MEM/2019.
Baca juga: Respons Kemenaker Sikapi Kasus Perusakan dan Pembakaran Pabrik Nikel di Konawe
Direktur Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian, Ignatius Warsito melihat, keberadaan PT Virtue Dragon Nickel Industry menjadi salah satu penggerak utama wilayah pusat-pusat pertumbuhan industri di Sulawesi Tenggara.
"Realisasi investasi di kawasan tersebut sebesar Rp 47 triliun dan telah menyerap tenaga kerja dalam catatan kami sebanyak 16.515 orang. Ini menjadi sesuatu yang kita banggakan saat melihat percepatan realisasi investasi di Kawasan Industri Konawe," ujar Ignatius, Senin (7/6/2021).
Menurutnya, jika merujuk data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) selama 5 tahun terakhir, kontribusi sektor industri di Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan sebesar 0,93 persen.
Secara khusus, Kabupaten Konawe sendiri terjadi peningkatan yang sangat signifikan sebesar 18,25 persen, di mana kontribusi produksi nikel PT VDNI akan meningkat sebesar 4 persen dalam beberapa tahun ke depan.
Baca juga: Politeknik Virtue Dragon Kerjasama dengan USN untuk Rekrut Tenaga Pengajar
"Kalau melihat dari kontribusi tadi, saya pikir cukup signifikan juga, secara nasional sekitar 15 persen," ucap Ignatius.
Kawasan industri yang didesain sebagai kawasan berbasis smelter feronikel ini, dinilainya akan membuat industri pengolahan dan pemurnian berbasis nikel akan semakin menggeliat di Indonesia.
Hal tersebut, kata Ignatius, sejalan dengan program peningkatan nilai tambah sumber daya alam di Indonesia.
"Seiring dengan peningkatan investasi yang masuk ke Indonesia, terlebih lagi industri smelter ini lah yang berperan penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional. Sehingga diharapkan Virtue Dragon mampu menjadi pusat industri berbasis stainless steel berkelas dunia," paparnya.
Ignatius melihat ada beberapa tantangan ke depan berupa kebutuhan infrastruktur, yaitu peningkatan akses jalan menuju kawasan industri dan percepatan perizinan SIPA, atau untuk air baku yang sampai saat ini belum terbit.
Karena itu pihaknya dari Kementerian perindustrian sudah mendata dan bersama Balai pengelolaan jalan nasional, selain itu PUPR telah melihat langsung kendala tersebut.
“Kami segera akan melakukan koordinasi dengan Kementerian PUPR untuk diserahkan, baik jalan menuju kawasan maupun untuk penyediaan air baku tersebut,” paparnya.