News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Fenomena Konglomerat RI Masuk Bisnis Data Center, Ini Pandangan Ekonom Digital

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sederet pengusaha besar di Republik Indonesia masuk ke dunia bisnis sektor teknologi data center atau pangkalan data.

Ekonom Digital dari FEB UI Ibrahim Rohman memandang bahwa fenomena taipan berinvestasi di bisnis data center adalah hal yang lumrah.

Menurut dia, rapot digital RI memiliki nilai bagus dengan internet users tumbuh dua kali lipat 66 persen dan device connection naik signifikan.

Baca juga: Jangan Sampai Salah, Ini 131 Fintech P2P Lending yang Terdaftar dan Berizin dari OJK

"Jadi ada kue besar yang kita tidak eksplorasi. Pemain raksasa semua ada di sini. Belum lagi kalau kita melihat data dari google temasek setiap tahunnya bahwa internet economic kita growthnya 23 persen. Itu termasuk e-commerce, fintech, internet banking," kata Ibrahim dalam dialog virtual, Sabtu (12/6/2021).

Baca juga: Kominfo Edukasi Milenial Gunakan Fintech P2P Lending Secara Aman

"Saya justru heran kalau mereka (konglomerat tidak masuk ke bisnis ini (data center)," tambahnya.

Ibrahim menegaskan growth Indonesia di digital lebih besar ketimbang Malaysia, Singapura, Filipina dan Thailand.

"Jangan lupa juga kalau size kita gede sekali. Kalau size kita empat kali besar dari negara Asean yang lain, bisa dibayangkan betapa kebutuhan data ini sangat besar. Lucrative market," tukasnya.

Direktur Utama PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Anthoni Salim satu di antara konglomerat Indonesia yang tidak main-main masuk ke dalam pangkalan data.

Pada 31 Mei 2021, Anthoni Salim menambah kepemilikan sahamnya di DCII sebanyak 192,74 juta lembar saham.

Kini kepemilikan saham Anthoni di emiten data center milik Toto Sugiri tersebut menjadi 11,12 persen yang sebelumnya hanya 3,03 persen.

Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Anthoni membeli 8,09 persen saham DCII seharga Rp 5.277 jauh di bawah harga pasar DCII yang pada 31 Mei ditutup di level Rp 13.750.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini