Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia Mei 2021 kembali surplus sebesar 2,36 miliar dolar AS.
Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya sebesar 2,29 miliar dolar AS.
Dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan nilai positif sejak Mei 2020.
Baca juga: Mendag: Surplus Neraca Perdagangan April Dikontribusi Pertumbuhan Ekspor dan Terkendalinya Impor
Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan tersebut berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan, ke depan Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk mendukung pemulihan ekonomi.
"Surplus neraca perdagangan Mei 2021 dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang berlanjut," jelas Erwin, Rabu (16/6/2021).
Baca juga: KSP: Ekonomi Indonesia Mulai Pulih, Perdagangan dengan AS Telah Surplus
"Pada Mei 2021, surplus neraca perdagangan nonmigas sebesar 3,49 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan surplus pada April 2021 sebesar 3,35 miliar dolar AS," sambungnya.
Erwin melanjutkan, perkembangan itu dipengaruhi oleh ekspor nonmigas yang tetap tinggi sebesar 15,66 miliar dolar AS pada Mei 2021.
Ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti batubara, tembaga, dan CPO, serta produk manufaktur, seperti barang dari besi dan baja, tercatat meningkat.
Ditinjau dari negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat dan Jepang tetap solid sejalan pemulihan permintaan global.
Sementara itu, impor nonmigas tetap tinggi pada seluruh komponen, sejalan dengan aktivitas ekonomi domestik yang membaik.
"Adapun, defisit neraca perdagangan migas relatif stabil dari 1,06 miliar dolar AS pada April 2021 menjadi 1,13 miliar AS, dipengaruhi oleh ekspor dan impor nonmigas yang tetap kuat," pungkas Erwin.