News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jabat Komisaris di Astra International dan Telkom, Segini Total Kekayaan Bambang Brodjonegoro

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bambang Brodjonegoro saat wawancara khusus dengan Tribun Network di Kantor Kementerian Riset dan Teknologi Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (13/8/2020). Tribunnews/Jeprima

Laporan Wartawan Tribunnews, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro menduduki Komisaris Independen di PT Astra International Tbk terhitung mulai hari ini, Kamis (17/6/2021).

Keputusan tersebut tertuang dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Astra International, yang berlangsung pada, Kamis (17/6/2021).

Sebagai informasi, Bambang Brodjonegoro saat ini juga menjabat sebagai Komisaris Utama di perusahaan telekomunikasi pelat merah, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.

Baca juga: Selain di Telkom, Bambang Brodjonegoro Kini Juga Jadi Komisaris di Astra International

Bambang menjabat Komisaris Utama di Telkom Indonesia terhitung pada tanggal 28 Mei 2021, usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perseroan.

Kedua perusahaan tersebut, yakni Astra International dan Telkom Indonesia, termasuk dalam jajaran perusahaan raksasa nasional.

Pria kelahiran 3 Oktober 1966 ini, pernah menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi (Menristek/BRIN).

Lalu, berapa total kekayaan Bambang Brodjonegoro saat ini?

Dihimpun dari laporan harta kekayaan penyelenggara negara di tahun 2020, Bambang memiliki harta kekayaan senilai Rp 32.018.100.788.

Hartanya disumbang paling banyak dari kepemilikan empat tanah di Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Melbourne, Australia.

Total nilai tanah tersebut Rp 27.341.406.738.

Uniknya, Bambang tidak memiliki satu pun kendaraan, baik itu berupa mobil.

Aset lain yang ia miliki adalah harta bergerak lainnya Rp 212.465.000, surat berharga Rp 799.285.958, serta kas dan setara kas Rp 4.375.461.693.

Namun, Bambang memiliki utang senilai Rp 710.518.601 yang mengurangi jumlah harta kekayaannya.

Profil Bambang Brodjonegoro, Mantan Menteri yang Jadi Komisaris 2 Perusahaan Raksasa di RI

Mulai hari ini, Kamis (17/6/2021), Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro kini mendapatkan kepercayaan baru untuk mengisi jabatan di PT Astra International Tbk.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Astra, Bambang Brodjonegoro ditunjuk menjadi Komisaris Independen.

Baca juga: Selain di Telkom, Bambang Brodjonegoro Kini Juga Jadi Komisaris di Astra International

Sebagai informasi, Bambang Brodjonegoro saat ini juga menjabat sebagai Komisaris Utama di perusahaan telekomunikasi pelat merah, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.

Bambang menjabat Komisaris Utama di Telkom Indonesia terhitung pada tanggal 28 Mei 2021, usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perseroan.

Baca juga: HARTA Kekayaan Ahok Capai Rp 59,3 Miliar, Naik Rp 9 Miliar saat Jabat Komisaris Utama Pertamina

Kedua perusahaan tersebut, yakni Astra International dan Telkom Indonesia, termasuk dalam jajaran perusahaan raksasa nasional.

Lalu, apa latar belakang Bambang Brodjonegoro, sehingga dia bisa menduduki jabatan Komisaris?

Pria kelahiran 3 Oktober 1966 ini, pernah menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi (Menristek/BRIN).

Baca juga: Komisaris BUMN Diisi Orang Dari Berbagai Latar Belakang, Ini Penjelasan Erick Thohir

Bambang Brodjonegoro  (istimewa)

Saat menjadi Menristek/BRIN, Bambang Brodjonegoro mengundurkan diri dari jabatannya.

Karena Kemenristek dilebur menjadi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Sebelum mengundurkan diri, Bambang telah banyak membantu pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dari periode pertama.

Sebelum Bambang Brodjonegoro menjadi Menristek pada periode kedua kepemimpinan Jokowi, ia pernah menjabat sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN).

Bambang Brodjonegoro menjadi Menteri PPN lantaran karena reshufle yang dilakukan Jokowi pada periode pertama menjabat presiden.

Bambang Brojonegoro menjadi Menteri PPN terhitung sejak Juli 2016 hingga akhir jabatan Jokowi pada periode pertama.

Pada dasarnya Bambang Brojonegoro adalah seorang akademisi.

Setelah lulus dari Universitas Indonesia, Bambang berprofesi sebagai dosen.

Tidak hanya mengajar di kampus dalam negeri, Bambang juga pernah mengajar sejumlah kampus luar negeri.

Mantan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro (ist)

Riwayat Pendidikan

Profesi Bambang Brodjonegoro sebagai pengajar tersebut tidak lepas dari riwayat pendidikannya.

Bambang Brodjonegoro adalah profesor ilmu ekonomi di Universitas Indonesia.

Sebelum menjadi profesor ekonomi, berikut riwayat pendidikannya.

- Agustus 1985 - Agustus 1990 Universitas Indonesia, Sarjana Ekonomi (Sarjana Ekonomi),

- Musim Gugur 1991 - Musim Semi 1995, University of Illinois di Urbana-Champaign, Magister Perencanaan Kota

- Musim Gugur 1993 - Musim Panas 1997, University of Illinois di Urbana-Champaign, Ph.D dalam Perencanaan Kota dan Wilayah.

Ada Mantan Menteri Bambang Brodjonegoro dan Abdee Slank di Jajaran Petinggi Telkom

PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) menyetujui Bambang Permadi Brodjonegoro menjadi komisaris utama perseroan. 

Berdasarkan daftar yang diterima Tribun, selain Bambang Brodjonegoro selaku eks Menteri PPN, ada juga gitaris Slank Abdi Negara Nurdin dan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga di posisi komisaris baru Telkom.

Perombakan jajaran dewan komisaris tersebut dikatakan Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah saat konferensi pers usai RUPST.

"RUPST juga menyetujui perubahan susunan pengurus dewan komisaris dan dewan direksi perseroan. Terkait perubahan susunan pengurus perseroan, Komisaris Utama Bapak Bambang Permadi Brodjonegoro," ujarnya, Jumat (28/5).

Bambang Brodjonegoro (Harian Warta Kota/henry lopulalan)

Ririek menambahkan, sepanjang tahun 2020, Telkom secara aktif terus mendukung upaya pemerintah dalam penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional melalui dukungan konektivitas, platform, dan aplikasi digital selain juga bantuan sosial.

Meski industri telekomunikasi terdampak atas adanya pandemi Covid-19, Telkom mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 20,8 triliun atau tumbuh double digit 11,5 persen dibandingkan 2019.

Telkom, lanjut Ririek, juga mencatat total pendapatan sebesar Rp 136,46 triliun atau tumbuh 0,7 persen dibandingkan tahun 2019.

"Di samping itu, EBITDA perseroan tercatat sebesar Rp 72,08 triliun atau tumbuh 11,2 persen. Dengan fokus pada tiga domain bisnis digital, Telkom mampu mencatat kinerja pendapatan yang tumbuh positif dengan tingkat profitabilitas yang cukup baik meski adanya pandemi Covid-19 serta persaingan bisnis yang ketat di industri telekomunikasi," pungkasnya.

Baca juga: Telkom Bagikan Dividen Rp 16,64 Triliun 

Adapun susunan dewan komisaris dan dewan direksi hasil RUPST tahun buku 2020 adalah sebagai berikut:

Dewan komisaris:

Komisaris Utama/Komisaris Independen: Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro

Komisaris Independen: Wawan Iriawan

Komisaris Independen: Bono Daru Adji

Komisaris Independen: Abdi Negara Nurdin

Abdee Negara atau Abdee Slank (Instagram @abdeenegara)

Komisaris: Marcelino Pandin

Komisaris: Ismail

Komisaris: Rizal Mallarangeng

Komisaris: Isa Rachmatarwata

Komisaris: Arya Mahendra Sinulingga

Dewan direksi:

Direktur Utama: Ririek Adriansyah

Direktur Strategic Portfolio: Budi Setyawan Wijaya

Direktur Enterprise & Business Service: Edi Witjara

Direktur Keuangan & Manajemen Risiko: Heri Supriadi

Direktur Network & IT Solution: Herlan Wijanarko

Direktur Wholesale & International Service: Bogi Witjaksono

Direktur Digital Business: Muhamad Fajrin Rasyid

Direktur Human Capital Management: Afriwandi

Direktur Consumer Service: FM Venusiana R.

Baca juga: Terbatasnya Kapasitas BTS 2,3 GHz Jadi Alasan Telkomsel Kembangkan Jaringan 5G Secara Bertahap

PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) juga memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp 16,64 triliun. 

Angka tersebut meningkat sebesar 9 persen dibandingkan tahun lalu atau 80 persen dari perolehan laba bersih tahun buku 2020.

"Sementara itu, sisanya sebesar 20 persen atau Rp 4,16 triliun dialokasikan sebagai laba ditahan," ujar Ririek.

Dengan besaran tersebut, ini berarti dividen yang akan diterima pemegang saham adalah sebesar Rp 168,01 per unit saham. 

"Dengan harga saham pada penutupan Kamis (27/5) sebesar Rp 3.380 maka dividend yield TLKM adalah sebesar 4,97 persen," kata Ririek.

Adapun, dia menambahkan, pembayaran dividen tahun buku 2020 tersebut akan dilakukan selambat-lambatnya pada tanggal 2 Juli 2021.

"Pemegang saham yang berhak menerima dividen adalah yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan per tanggal 10 Juni 2021 sampai dengan pukul 16.15 WIB," pungkasnya.(Tribun Network/van/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini