TRIBUNNEWS.COM, KARANGASEM - Ancaman gagal panen menghantui petani di Subak Tauman, Banjar Kalanganyar, Desa Gegelang, Kecamatan Manggis, Karangasem.
Pasalnya, tanaman padi milik petani terendam banjir. Agar terhindar dari kerugian Kementerian Pertanian mengajak petani memanfaatkan asuransi.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan kondisi gagal panen harus bisa diatasi.
"Gagal panen bukan hanya bisa membuat petani merugi, tetapi juga bisa mengganggu ketahanan pangan. Untuk itu, petani kita imbau untuk mengasuransikan lahan agar tidak merugi," katanya, Sabtu (19/6/2021).
Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil, mengatakan jika asuransi adalah bagian dari mitigasi bencana.
"Asuransi memiliki pertanggungan yang akan dikeluarkan pihak asuransi saat terjadi sejumlah kondisi yang bisa menyebabkan gagal panen, sebagai dampak dari perubahan iklim, serta gangguan organisme pengganggu tanaman," jelasnya.
Ali menambahkan, pertanggungan inilah yang bisa dimanfaatkan petani agar bisa terus berproduksi.
Sementara Direktur Pembiayaan Ditjen PSP Kementan, Indah Megahwati, menjelaskan jika asuransi tidak akan memberatkan.
"Apalagi pemerintah juga memberikan bantuan terhadap program ini. Sehingga premi yang harus dibayarkan petani sangat rendah," katanya.
Di Karangasem, lokasi sawah yang terendam banjir berada di di tepi sungai Betel. Akibat diterjang banjir, tanaman padi umur dua bulan roboh terendam air.
Sawah terendam air milik I Made Darmayasa dan I Nengah Nardi. Kedua pemilik lahan itu pun terancam gagal panen.
Kelian Banjar Adat Kalanganyar, I Nyoman Sudiarsa mengatakan, banjir terjadi akibat hujan deras dan air sungai Betel meluap.
Tanaman padi di lokasi ketinggian selamat, namun yang berada di bawah sungai terendam air. Tanaman padi yang terendam air rata-rata umur dua bulan.