News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kemenperin Didukung 9 Industri untuk Akselerasi Pertumbuhan Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah berupaya mempercepat pengembangan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai dan energi baru terbarukan (EBT).

Melalui peta jalan Making Indonesia 4.0, Indonesia diharapkan akan menjadi ekspor hub kendaraan bermotor listrik.

"Baik untuk kendaraan berbasis bahan bakar minyak (internal combustion engine/ICE) maupun kendaraan listrik (electrical vehicle/EV)," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Kamis (24/6/2021).

Baca juga: Solusi Atasi Sampah, PLN Beli Listrik dari PLTSa Terbesar di Jawa Tengah

Indonesia sendiri menargetkan untuk mengembangkan industri komponen utama EV berupa baterai, motor listrik dan inverter.

"Permintaan EV di dunia diperkirakan terus meningkat dan akan mencapai sekitar 55 juta unit pada tahun 2040. Pertumbuhan ini tentunya mendorong peningkatan kebutuhan baterai lithium ion (LiB)," ungkap Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier.

Baca juga: PLN: Perbatasan NTT dan Timor Leste Teraliri Listrik 24 Jam

Meningkatnya penggunaan baterai juga mendorong peningkatan pada bahan bakunya, sehingga negara dengan sumber bahan baku baterai ini nantinya memegang peranan sangat penting.

Ke depannya, kebutuhan baterai lithium Ion akan terus meningkat seiring dengan berkembangnya isu lingkungan dan tren dunia.

Baca juga: KSP dan Kemenperin Dukung Revitalisasi Industri di Pupuk Kaltim

"Hal ini menjadi potensi pengembangan industri baterai yang merupakan komponen utama dalam ekosistem energi terbarukan. Energi yang dikonversi dari sumber terbarukan akan disimpan dalam baterai dan akan digunakan baik secara langsung atau melalui jaringan listrik," jelas Taufiek.

Saat ini, di Indonesia sudah terdapat 9 perusahaan yang mendukung industri baterai, dimana empat perusahaan merupakan produsen baterai.

Baca juga: Kemenperin Jadi Mitra Komisi VII, Legislator Golkar : Catatan Sejarah Baru bagi DPR 2019-2024

Adapun lima perusahaan tersebut sebagai penyedia bahan baku, antara lain nikel murni, kobalt murni, nikel ferro dan endapan hidroksida campuran.

"Dengan demikian, Indonesia mampu mendukung rantai pasokan baterai mulai dari bahan baku, kilang, manufaktur sel baterai dan perakitan baterai, hingga daur ulang," ungkap Taufiek.

Pengembangan baterai nantinya juga akan diarahkan untuk mendukung program renewable energy pemerintah, seperti melalui solar energy.

Baterai yang termasuk dalam ekosistem solar energy akan mendorong adopsi renewable energy sekaligus memacu pertumbuhan industri sel surya yang sudah terdapat di dalam negeri.

"Pemerintah akan mendorong pengembangan ekosistem renewable energy seperti baterai, sel surya, dan inverter melalui regulasi TKDN. Dukungan dari instansi teknis terkait sangat diperlukan agar adopsi energi terbarukan di Indonesia dapat memenuhi target-target yang sudah ditetapkan pemerintah hingga tahun 2050," imbuh Taufiek.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!

Berita Populer

Berita Terkini