Sementara kota besar yang tercatat dengan kondisi udara terburuk kedua di dunia adalah Kota Zagreb (Kroasia), kemudian disusul Kota Johannesburg (Afrika Selatan) di urutan ketiga, dan Kota Dhaka (Banglades) di urutan keempat.
Buruknya kualitas udara Jakarta ini dikhawatirkan akan meningkatkan daya tahan para pasien yang terpapar Covid-19. Mengingat, penyakit kronis akibat polusi udara berkontribusi pada penurunan sistem imunitas tubuh. Bahkan bisa memperparah gangguan kesehatan jika terpapar virus Covid-19.
Bahkan, WHO menyarankan negara-negara dengan polusi udara yang tinggi seperti Indonesia perlu mempertimbangkan risiko kematian para pasien covid-19.
"Penyakit kronis akibat polusi udara berkontribusi terhadap penurunan sistem imunitas tubuh," kata Guru Besar Ilmu Kesehatan Lingkungan FKM UI, Prof Budi Haryanto.
Budi menyebut, berdasarkan Studi Harvard risiko kematian pasien Covid-19 4,5 kali lebih banyak di wilayah polusi PM2,5. Warga yang terpapar PM 2,5 jangka panjang lebih mungkin meninggal karena Covid-19.
Terkait memburuknya kualitas udara Jakarta ini, Pertamina terus mengajak warga Jakarta untuk beralih menggunakan BBM yang lebih ramah lingkungan.
Saat ini Pertamina memberikan potongan harga sebesar Rp 300 per liter bagi para pembeli BBM Pertamax RON-92, Pertamax RON-98, Dexlite CN-51 maupun Pertamina Dex CN-53. Potongan harga tersebut berlaku hingga 31 Juli 2021 bagi pengguna aplikasi MyPertamina.