Laporan Wartawan Tribunnews, Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Asosiasi Petani Garam Jakfar Sodikin mengapresiasi sikap Moeldoko yang meminta pemerintah membina petani garam di daerah-daerah.
Pasalnya petani garam membutuhkan uluran tangan yang kuat dari pemerintah guna memacu kesejahteraan mereka dan kemandirian produksi garam nasional.
"Ada bagian dari pemerintah yang peduli terhadap petani atau petambak itu hal yang bagus menurut saya. Saya setuju ada Perpres (neraca komoditas) atau aturan yang jelas untuk kelangsungan produksi dan kelangsungan hidup petani garam," ungkapnya dalam keterangan resmi, Kamis (15/7/2021).
Menurut dia, negara harus mengeluarkan standar mutu yang jelas untuk komoditas garam petani. Kemudian pemerintah tidak boleh menganaktirikan produksi garam dari petani atau petambak.
"Karena ada perbedaan yang signifikan antara produksi Madura dan Jawa, apalagi luar Jawa. Juga soal masa panen dan pemerintah harus karena petani lapar dan ingin cepat punya uang untuk makan sementara harganya sekarang turun," jelasnya.
Baca juga: Kebutuhan Garam Nasional 4,4 Juta Ton Per Tahun, Produksi Cuma 2,9 Juta Ton, Sisanya Impor
Maka, kata dia, petani garam membutuhkan jaminan kesejahteraan dengan bantuan yang mampu meningkatkan kesejahteraan.
Baca juga: Lahan Terbatas dan Bergantung Cuaca, Produksi Garam Nasional Belum Optimal
"Lembaga pemerintah tidak ada yang bisa memberikan pinjaman untuk petani sebelum produksi," tuturnya.
Seperti diketahui, Moeldoko beberapa waktu lalu sempat menyatakan petani garam harus dimasukkan dalam Perpres Neraca Komoditas. Pasalnya produksi petani garam nasional kurang bagus.
Baca juga: Politikus PAN: Pemerintah Harusnya Maksimalkan Serap Garam Rakyat
Petani kerap memanen garam lebih cepat dengan alasan terdesak kebutuhan ekonomi. Padahal memanen garam lebih cepat dari waktunya akan membuat garam berkualitas buruk.
Moeldoko lebih lanjut meminta pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk meninjau kembali kebijakan mengenai pembinaan para petani garam lokal.
Dia juga menekankan pentingnya pembangunan washing plant (fasilitas pencucian garam) untuk industri-industri pengimpor garam.
Washing plant adalah serangkaian mesin yang digunakan untuk mencuci dan memurnikan garam.
Teknologi ini diperlukan untuk meningkatkan kualitas garam rakyat guna memenuhi kebutuhan industri sehingga mampu menyerap produksi garam rakyat dan meningkatkan harga jual garam, serta membangun akses pasar garam berbasis ekonomi rakyat.
“Pengendalian impor garam akan sangat membantu dan memberikan kepastian kepada petani garam kita. Oleh karenanya penting untuk dibahas dan dikalkulasi dengan baik," tutur Moeldoko.