Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perindustrian mendorong Research and Development (RnD) untuk produk-produk Teknologi Informasi dan Komunikasi atau TIK.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan produk TIK sangat penting untuk bisa diproduksi dalam negeri, seperti komputer tablet, laptop, desktop, router, printer dan speaker.
"Kami mendorong agar perusahaan TIK melakukan research and development (RnD) agar mereka mendapatkan super tax deduction sebesar 300 persen," tutur Agus saat jumpa pers virtual, Kamis (22/7/2021).
Baca juga: Kolaborasi dengan 7 Perusahaan, Kemenperin Perkuat SDM Teknologi Kertas
Peningkatan RnD ini sesuai dengan upaya pemerintah untuk menjalankan kebijakan substitusi impor dan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).
Peningkatan kualitas dan kapasitas produksi bagi industri TIK dapat dilakukan dengan mengoptimalkan P3DN, terutama untuk pengadaan barang dan jasa pemerintah sehingga menciptakan kepastian pasar produk dalam negeri, serta penyusunan dan penerapan SNI (termasuk SNI Wajib) untuk produk TIK.
Sementara kegiatan Litbang akan diarahakan untuk memproduksi chipset, karena saat ini secara global ketersediaan pasokannya terjadi kelangkaan.
Baca juga: KSPI: Waspadai Gelombang PHK Akibat PPKM Darurat, Cabut IOMKI Kemenperin
"Hal itu berdampak kepada para produsen laptop di dalam negeri yang masih mengandalkan komponen impor sehingga pemenuhan produk laptop untuk kebutuhan dalam negeri termasuk kebutuhan dari Kemendikbudristek menjadi terganggu supply-nya," ungkap Menperin.
Oleh karena itu, Kemenperin bersama pelaku industri akan memfasilitasi peningkatan investasi untuk memproduksi komponen TIK di dalam negeri.
Selanjutnya, Kemenperin juga akan menginisiasi Engineering Center untuk produk laptop.
Tujuan Engineering Center tersebut agar terbentuknya ekosistem laptop, mulai dari Intellectual Property (IP) hingga komponen utama dan pendukung produk laptop di dalam negeri.
Ini merupakan peluang besar bagi pengembangan industri TIK di dalam negeri, tidak hanya bagi industri skala besar, tetapi juga industri kecil.
"Berdasarkan perhitungan kami dengan para produsen laptop, apabila perakitan mencapai 1-2 juta unit laptop di dalam negeri, maka akan mendorong original design manufacturer (ODM) laptop bisa semakin tertarik untuk memperkuat ekosistem laptop di Indonesia," terang Agus.
Saat ini, dengan adanya dukungan dari Kemendikbudristek, produk laptop yang bisa dirakit di dalam negeri sudah menembus 400.000 unit.
Kemenperin akan memperluas pangsa pasar ini, dengan dukungan semua pihak untuk melebarkan pangsa pasar laptop dalam negeri, termasuk komitmen dari pemerintah daerah agar bisa semakin menyerap produk laptop dalam negeri.
Menperin optimistis, dengan terciptanya kepastian pasar yang berkelanjutan untuk produk laptop, akan mendorong para produsen lokal membuat Industrial Design (IP) atau model lokal, electrical design dan mechanical design sehingga akan mendorong efisiensi produksi laptop di dalam negeri dan mendongrak daya saing industrinya.
"Untuk menciptakan market sesuai dengan skala industri, perlu diinisiasi pembuatan laptop dengan standar dan design yang sama khususnya untuk kebutuhan pemerintah yang dapat dilakukan melalui pembentukan Engineering Center," jelas Agus.
Engineering Center ini selain untuk memacu produksi laptop, juga dapat digunakan untuk pengembangan industri semikonduktor di dalam negeri. Industri semikonduktor ini akan menjadi produk yang sangat strategis di masa mendatang, terutama di era industri 4.0.
Kemenperin juga bertekad untuk terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) industri, termasuk untuk sektor TIK di dalam negeri.
"Kami bekerja sama dengan pelaku industri TIK untuk berperan aktif dalam melaksanakan program pendidikan vokasi yang link and match serta teaching factory. Dari investasi ini, mereka bisa menikmati super tax deduction sebesar 200 persen," terangnya.