Baca tanpa iklan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menyalurkan oksigen cair sebanyak 1.335 ton untuk memenuhi kebutuhan pasien Covid-19 di rumah sakit khususnya Jawa dan Bali.
Pjs Senior Vice President Corporate Communications and Investor Relations Pertamina Fajriyah Usman menyebut distribusi oksigen telah menjangkau wilayah DKI Jakarta (5 RS), Banten (5 RS), Jawa Barat (56 RS), Jawa Tengah (72 RS), DI Yogyakarta (46 RS), Jawa Timur (12 RS) dan Bali (10 RS).
Baca juga: Shiri Tiba-tiba Menangis Saat Mengantre, Bundanya Meninggal Sebelum Ia Dapatkan Oksigen
Oksigen cair tersebut diangkut melalui 31 unit Truk ISO Tank dalam 67 ritase.
Fajriyah menambahkan Pertamina melaksanakan penyaluran oksigen dari Filling Plant milik Linde dan Air Liquid untuk diangkut ke Depo Point Storage Samator yang tersebar di beberapa wilayah.
Pendistribusian berdasarkan jumlah total kebutuhan oksigen di provinsi yang diinformasikan oleh Kementerian Kesehatan.
Baca juga: Dalam 3 Minggu, Pertamina Distribusikan 1.335 Ton Oksigen untuk 206 Rumah Sakit
"Pertamina tidak saja berperan untuk memberikan energi hingga pelosok, melainkan juga selalu hadir mengatasi kesulitan yang dihadapi bangsa Indonesia termasuk di sektor kesehatan,"ujarnya.
Penyaluran bantuan oksigen tersebut melibatkan Pertamina Group yang dikoordinasikan langsung oleh Direksi Holding bersama Subholding Gas (PT PGN Tbk., beserta PT Pertamina Gas dan PT Gagas), Subholding Commercial & Trading (PT Pertamina Patra Niaga dan PT Patra Logistik) dan PT Elnusa Petrofin.
Baca juga: Seorang Pasien Covid-19 Meninggal Dunia saat Duduk di Kursi Puskesmas, Korban Kehabisan Oksigen
Pada tahap implementasi, Tim Pertamina yang tergabung dalam Satgas Percepatan Penanganan Oksigen juga berkoordinasi erat dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian BUMN, Kementrian Perindustrian dan Kemenko Kemaritiman & Investasi.
Selama tiga minggu penyaluran oksigen para Awak Mobil Tangki (AMT) Pertamina menjalani round trip hours mencapai lebih dari 50 jam, dengan jarak tempuh melampaui lebih dari 750 km.
"Di tengah tantangan bisnis energi yang berat, manajemen sungguh-sungguh memantau proses penyaluran oksigen dan memastikan bantuan tersebut dapat membantu pemerintah dalam penanganan COVID-19," tuntasnya.