Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersinergi dengan Aliansi Organis Indonesia (AOI) dan PT Trubus Swadaya, untuk mendorong pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) produk organik Indonesia tembus pasar global.
Melalui kerja sama tersebut, pelaku UKM akan mendapatkan pelatihan, promosi dan publikasi, pengembangan produk, penyediaan informasi tren pasar produk organik, pengembangan jejaring dengan perwakilan perdagangan di luar negeri, serta penguataan citra produk melalui kampanye produk organik.
Baca juga: Dubes Sukmo: Indonesia Panama Buka Peluang Kerja Antar-Institusi Kepolisian
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi mengatakan, kerja sama ini salah satu bentuk sinergi mendorong ekspor dan meningkatkan kemampuan UKM ekspor produk organik Indonesia.
"Diharapkan adanya pendampingan dari pemerintah, UKM produk organik Indonesia dapat meningkatkan volume dan kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan permintaan pasar dunia,” ujar Didi, Rabu (28/7/2021).
Baca juga: Wamendag Berharap Presidensi Indonesia di G20 Bisa Dongkrak Ekonomi RI
Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Marolop Nainggolan menambahkan, potensi pasar produk organik Indonesia perlu didukung strategi produksi dan strategi pemasaran yang tepat.
Melalui pendampingan, kata Marolop, UKM ekspor produk organik dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan permintaan pasar secara kontinyu.
Baca juga: Wamendag Nilai Peluang Ekspor Negara Tujuan Terbuka Pascavaksinasi Massal
"Adanya kerja sama dan sinergi antar pihak ini diharapkan dapat mencapai tujuan tersebut," ucap Marolop.
Menurut data Organic Trade Association (OTA), penjualan produk organik pada 2018 mencapai 47,9 juta dolar AS, dan diprediksi meningkat hingga 60 juta dolar AS pada 2022.
Pertumbuhan investasi komoditas organik di dunia juga diprediksi terus meningkat, yaitu mencapai 327,60 juta dolar AS pada 2022.
Berdasarkan Euromonitor pada 2020, negara utama untuk pasar produk organik, yaitu Amerika Serikat dengan nilai 18,5 miliar dolar AS, Jerman 4,6 miliar dolar AS, Tiongkok 3,6 miliar dolar AS, dan India 63,4 juta dolar AS.
Sementara Indonesia tercatat memiliki 17.948 produsen organik dengan total lahan seluas 208 ribu hektar dan memiliki pangsa organik sebesar 0,4 persendari pangsa dunia.