Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron menilai rencana initial public offering (IPO) subholding Pertamina bertujuan untuk mengakselerasi percepatan pengembangan perusahaan.
Menurutnya, secara sederhana Pertamina membutuhkan modal agar bisa mencapai target-target yang ditetapkan.
"Pertamina butuh uang banyak tetapi dibatasi oleh aturan pembuat kebijakan," ucap Herman dalam dialog virtual yang digelar Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB), Sabtu (31/7/2021).
Herman menjelaskan ada tiga cara investasi yang bisa dilakukan oleh Pertamina.
Baca juga: Said Didu: Pertamina Jangan Diprivatisasi, Lupakan Wacana IPO
"Pertama meminjam kepada lembaga keuangan, menerbitkan bond dan ketiga IPO. Pilihannya itu," terang dia.
Dirinya menjabarkan jika ada batasan aturan untuk investasi, IPO menjadi opsi yang paling logis menjual sebagian saham melalui right issue.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku telah memberi target kepada Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati untuk IPO subholding.
Dia menyampaikan target tersebut harus bisa dipenuhi Nicke dalam dua tahun ke depan dan sangat mempengaruhi Key Performance Indicator (KPI) yang telah ditetapkannya.
“Jadi kita akan targetkan dua tahun ke depan Bu Nicke harus bisa melakukan go public 1-2 sub holding (Pertamina).
Ini menjadi bagian juga transparansi dan akuntabilitas dan juga bisa jelas secara KPI. Ini yang kita lakukan," ujar Erick.