News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Maskapai Penerbangan Bisa Manfaatkan Penerbangan Kargo untuk Bertahan di Tengah Pandemi

Penulis: Hari Darmawan
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas menyiapkan vaksin Covid-19 dosis pertama kepada peserta yang mengikuti vaksinasi massal di eks Bandara Polonia Medan, Kamis (3/6/2021). Pemerintah Kota Medan menggelar vaksinasi massal dengan menyediakan lebih dari 1.000 dosis, dalam rangka Percepatan Program Vaksinasi Nasional.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat transportasi Arista Atmadjati beranggapan, di tengah pembatasan akibat pandemi Covid-19 maskapai penerbangan dapat memanfaatkan penerbangan kargo untuk dapat bertahan.

Menurutnya, dengan memanfaatkan penerbangan kargo tentunya setidaknya dapat membuat maskapai dapat bertahan di tengah pembatasan penumpang saat ini.

Baca juga: Garuda Optimalkan Angkutan Kargo untuk Genjot Kinerja, Begini Tanggapan INACA

"Saat ini bisnis e-commerce sedang meningkat, dan ini menjadi momentum untuk pengiriman kargo dari wilayah satu ke wilayah lain oleh maskapai," kata Arista saat dihubungi Tribunnews, Senin (2/8/2021).

Ia menilai, yang terpenting saat ini mendapatkan pendapatan untuk operasional karyawan dan cicilan pesawat yang harus dibayarkan oleh maskapai.

Baca juga: 330 Tentara AS Tiba di Palembang, Bakal Ikuti Latihan Garuda Shield

"Selain itu, maskapai juga dapat memanfaatkan penerbangan charter sebagai upaya dalam mendapatkan pendapatan di tengah pandemi ini," ucap Arista.

Baca juga: Bakal Diguyur Hadiah, Greysia Polii ke Erick Tohir: Pak Erick Masih Ingat 2012? Ini Hadiah Gantinya

Jadi, lanjut Arista, solusi jangka pendek saat ini agar maskapai penerbangan dapat bertahan dengan memanfaatkan pengiriman kargo serta charter flight.

Sementara itu beberapa waktu lalu International Air Transport Association (IATA) memprediksi bahwa kondisi pandemi Covid-19 masih akan berdampak terhadap industri penerbangan sepanjang 2021.

Mengutip dari laman situs resmi IATA pada Selasa (27/7/2021), industri penerbangan masih harus berhadapan dengan beberapa tantangan selama pandemi Covid-19 ini berlangsung.

Baca juga: Kru Maskapai Penerbangan Asing Wajib Tunjukkan Sertifikat Vaksin Jika Akan Turun dari Pesawat

Dalam laporan terbaru IATA yaitu Aviation: preparing the return of travel, Grant Thornton menjelaskan bahwa tiga poin utama yang menjadi tantangan di industri penerbangan termasuk oleh perusahaan maskapai hingga penyedia layanan sewa armada pesawat.

Berikut tantangan yang masih harus dihadapi oleh industri penerbangan sepanjang 2021:

1. Utang dan Restrukturisasi

Tantangan pertama yaitu berdampak langsung pada maskapai penerbangan, dimana utang modal yang diperoleh melalui kepemilikan atau penyewaan pesawat memakan porsi besar dari biaya tetap mereka.

Alhasil dengan kondisi perusahaan penyedia armada pesawat tidak mau mengambil kembali pesawat mereka, maskapai penerbangan perlu menegosiasikan kembali kesepakatan mereka dengan perusahaan leasing dan pembiayaan untuk mendapat penangguhan maupun penurunan suku bunga untuk jangka waktu yang masuk akal.

Penyetujuan prosedur restrukturisasi ataupun kepailitan dengan semua kreditur dan pemangku kepentingan tentu juga tidaklah mudah.

Hal ini tentu perlu adanya upaya bersama antara seluruh pelaku pasar untuk mengimplementasikan solusi inovatif yang sesuai dengan disrupsi Covid-19 yang belum pernah dihadapi sebelumnya.

2. Biaya Operasional

Industri penerbangan tidak memiliki opsi lain untuk menurunkan biaya operasional, selain mengurangi karyawan dan mengurangi jadwal penerbangan.

Hal ini terjadi pada maskapai penerbangan di Indonesia, seperti Sriwijaya Air dan juga Garuda Indonesia yang melakukan pengurangan karyawan untuk menekan biaya operasional mereka.

Meski begitu, Grant Thornton menekankan pentingnya untuk memastikan bahwa pendekatan ini tidak akan mempengaruhi masa depan maskapai saat kembali beroperasi normal, terutama terkait hilangnya karyawan-karyawan dengan keterampilan khusus.

Untuk para penyedia armada pesawat atau lessor kondisi semakin buruk dengan kecilnya area untuk bermanuver. Model bisnis yang ada saat ini menekankan besarnya biaya operasional termasuk ketidakmampuan untuk memindahkan pesawat mereka ke wilayah lain atau ke operator white label.

3. Likuiditas

Terakhir tantangan yang harus dihadapi oleh industri penerbangan yaitu likuiditas. Hal ini menjadi tantangan yang serius untuk para maskapai penerbangan dan bisnis pendukungnya.

Likuiditas yang di dalamnya terdapat arus kas, sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan maskapai penerbangan itu sendiri dan di tengah pandemi ini maskapai menanggung biaya tetap dan operasional yang besar sedangkan arus kas berjalan lambat.

Beberapa faktor yang mendorong perencanaan arus kas semakin sulit. Banyak maskapai penerbangan yang menggunakan tunjangan dari pemerintah untuk membayar gaji dan biaya tetap lainnya, namun tentu tidak dapat dipastikan berapa lama fasilitas tersebut akan tersedia dan apakah skemanya akan tetap sama. Selanjutnya masih ada kemungkinan pembatasan perjalanan dan pengaruhnya atas perilaku pelancong.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini