Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi 7,07 persen pada kuartal II 2021 dinilai hanya berdampak kepada masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke atas.
Wakil Ketua Policy Center UI Harryadin Mahardika menerangkan, masyarakat Indonesia didominasi oleh kelas ekonomi menengah ke bawah.
Menurutnya dampak dari pertumbuhan ekonomi 7,07 persen tak terasa untuk kalangan tersebut.
Baca juga: Kunjungan Kerja ke Lampung, Airlangga Hartarto Disambut Angkot Bergambar Dirinya
"Pertumbuhan (ekonomi) ini lebih ke kelas menengah ke atas," ujar Harryadin dalam diskusi Iluni UI, Sabtu (14/8/2021).
Harryadin memaparkan, sejak pandemi Covid-19 awal 2020 sampai pertengahan 2021, angka pengangguran naik 2 persen. Diprediksi angka itu akan terus meningkat.
Baca juga: Kerjasama OASE dengan Olike Bantu Kembangkan Potensi Pertumbuhan dan Pendidikan Anak Indonesia
"Diprediksi mencapai 7-7,5 persen di kuartal III 2021, menunjukkan bahwa pertumbuhan yang terjadi menjadi hal yang tidak dinikmati masyarakat banyak," ucap Harryadin.
Harryadin menerangkan terdapat peningkatan tabungan dalam rekening nasabah dengan nominal di atas Rp 5 miliar. Namun, terjadi penurunan tabungan bagi nasabah dengan nominal di bawah Rp 100 juta.
Baca juga: Kolaborasi Bantu Dongkrak Pertumbuhan Bisnis UMKM di Masa Pandemi
Kemudian, menurut Harryadin, bantuan sosial (bansos) yang diberikan oleh pemerintah juga tidak meningkatkan daya beli.
"Karena dominan ke non tunai seperti beras, makanan, dan sebagainya. bantuan tunai masih terbatas," imbuh Harryadin.