Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan inflasi dapat terkendali hingga Juli 2021 di seluruh daerah maupun secara nasional.
"Tercatat inflasi tahun ini per Juli terjaga rendah diangka 1,52 persen year on year (yoy)," kata Perry dalam Rakornas Pengendalian Inflasi 2021, Rabu (25/8/2021).
Hal ini sejalan dengan terjaganya ekspektasi inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah, belum kuatnya permintaan serta ketersediaan pasokan.
BI memproyeksi tingkat inflasi di tahun 2022 akan terjaga di kisaran angka 3 persen plus minus 1 persen you.
Baca juga: Inflasi Agustus Diprediksi Naik Tipis, Komoditas Minyak Goreng Jadi Penyumbang Utama
"Hemat kami terjaganya stabilitas harga ini perlu dijadikan momentum memperkuat peran UMKM pangan," ucap Perry.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi inflasi sebesar 0,08 persen pada Juli 2021.
Sementara tingkat inflasi inflasi tahun kalender (Januari-Juli 2021) sebesar 0,81 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 1,52 persen.
Baca juga: Cabai Rawit dan Bawang Merah Masih Jadi Penyumbang Inflasi Juli 2021
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, inflasi 0,08 persen karena beberapa komoditas mengalami kenaikan harga seperti cabai rawit, sapi, cabai merah, tomat, bawang merah, dan udang beku.
"Komoditas yang memberikan andil ke inflasi berasal dari cabai rawit 0,03, dan komoditas lain," kata Margo.
Berdasarkan wilayah, inflasi terjadi di 61 kota dari 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), dan 29 kota lainnya mengalami deflasi.
Baca juga: Banggar DPR: Kebijakan Fiskal 2022 Harus Perhatikan Laju Inflasi
Inflasi tertinggi terjadi di Sorong sebesar 1,51 persen dan inflasi terendah di Sampit 0,01 persen.
Sementara, deflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar minus 0,6 persen, dan deflasi terendah di Maumere serta Samarinda 0,01 persen.